Daftar Postingan Saya

Minggu, 30 Juni 2013

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PERILAKU SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS IBU HAMIL DAN BERSALIN



MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PERILAKU SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS IBU HAMIL DAN BERSALIN
Dosen Pengampu : Restu Prihandini W, S.SiT



Disusun Oleh:
Kelompok 7
1.    Eni Indarwati                     (AKU.11.016)
2.     Indra Hariyanti                 (AKU.11.029)
3.     Nurul Istiq Fitriyah            (AKU.11.039)
4.    Saptaning Tyas Mulya      (AKU.11.049)
5.    Wakhidah Khasanah         (AKU.11.062)



AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL
TAHUN AJARAN 2012-2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perilaku Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Asuhan Kebidanan Komunitas Ibu Hamil dan Ibu Bersalin” untuk memenuhi tugas askeb V (Komunitas).
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan dan kekurangan. Namun semua itu dapat diatasi dengan bantuan dari berbagai pihak yang membantu kami.
Terima kasih yang setulusnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk penulis. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya.
                                             
                                                                                                                                                                                                                           Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang........................................................................................ 1
B.   Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C.   Tujuan  ...................................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian....................................................................................... 3
B.    Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil dan Ibu Bersalin................ 4
C.   Contoh Kasus Perilaku Dan Sosial Budaya Yang Berpengaruh
 Pada Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang Positif................... 8
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................... 10
B.    Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................  11


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                           
 
A.     Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku dan berbagai budaya ada, itulah sebabnya semboyan Negara kita adalah “Bhinneka Tunggal Ika”. Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan banyaknya mitos mengenai masa kehamilan, persalinan dan nifas. Mitos-mitos yang lahir di masyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kehamilan, masa persalinan dan nifas.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan serta untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (Antenatal Care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Faktanya, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah, dan kodrati. Masih banyak ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui saat persalinan karena kasusnya sudah terlambat sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi, kurangnya pengetahuan dan pentingnya perawatan kehamilan, serta permasalahan-permasalahan pada kehamilan. Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan sementara kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang, sehingga akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Jadi, tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
B.     Rumusan Masalah
1.   Apa saja perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin?
2.   Bagaimana peran bidan dalam kondisi tersebut?
                               
C.     Tujuan
1.   Untuk mengetahui perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin.
2.   Untuk memahami peran bidan bila ditemukan kondisi-kondisi tersebut.
3.   Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas)


BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Aspek sosial budaya ini mencakup pada setiap trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam menanggapi hal ini.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor perantara pada derajat kesehatan. Perilaku yang dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Perilaku sakit (ilness behavior) adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan, norma, nilai, dan segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan aspek sosial budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas, diantaranya :
1.   Health Believe
Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian makanan bayi. Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian nasi papah atau di Jawa dengan tradisi nasi pisang.
2.    Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek sosial budaya).
3.   Health Seeking Behavior
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi dukun.    

B.     Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil dan Ibu Bersalin
1.   Hamil
a.   Beberapa contoh perilaku sosial budaya masyarakat yang berkaitan dengan kehamilan, antara lain:
1)  Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi  hingga saat kelahirannya, contoh upacara mitoni, procotan dan brokohan.
2)  Mengidam.
3)  Larangan masuk hutan, karena wanita hamil menurut kepercayaan baunya harum sehingga mahluk-mahluk halus dapat mengganggunya.
4)  Pantangan keluar waktu maghrib dikhawatirkan kalau diganggu mahluk halus atau roh jahat.
5)  Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan lilitan tali pusat.
6)  Tidak boleh duduk di depan pintu, dikhawatirkan akan susah melahirkan.
7)      Tidak boleh makan pisang dempet, dikhawatirkan anak yang akan dilahirkan kembar dempet atau siam.
8)      Jangan membelah puntung atau kayu api yang ujungnya sudah terbakar, karena anak yang dilahirkan bisa sumbing atau anggota badannya ada yang buntung.
9)      Jangan meletakan sisir di atas kepala, ditakutkan akan susah saat melahirkan.
10)   Dilarang menganyam bakul karena dapat berakibat jari-jari tangannya akan berdempet menjadi satu.
11)   Jangan membuat kulit ketupat pada masa hamil karena orang tua percaya bahwa daun kelapa untuk kulit ketupat harus dianyam tertutup rapat oleh wanita hamil, sehingga dikhawatirkan bayi yang lahir nanti kesindiran, tertutup jalan lahirnya.
12)   Tidak boleh membelah/memotong binatang, agar bayi yang lahir nanti tidak sumbing atau cacat fisik lainnya.
13)   Tidak boleh menutup pinggir perahu (galak haruk), memaku perahu, memaku rumah, membelah kayu api yang sudah terbakar ujungnya, memukul kepala ikan.
14)   Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur menetes terus.
15)   Manggunakan jimat saat bepergian.
b.   Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama hamil, antara lain :
1)  KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makanan bergizi, batasi aktivitas fisik, tidak perlu pantang makan.
2)  KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang tidak benar ditinggalkan.
3)  Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan.
4)  Bekerjasama dengan dukun setempat.
5)  KIE tentang tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
6)  KIE tentang hygiene personal dan hygiene persalinan.
            Pengertian pantangan-pantangan ini dimasudkan agar sang bayi kelak lahir dengan lancar dan dalam keadaan sehat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3 macam faktor; antara lain :
a.   Faktor fisik
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
b.   Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir nanti. Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
c.   Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya. Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat  memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
2.   Persalinan
Didaerah pedesaan masih banyak ibu hamil yang mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan dirumah. Data survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek praktek  persalinan oleh dukun yang membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar, dkk menunjukkan beberapa tindakan dan praktek  yang membawa resiko infeksi seperti “ngolesi” (membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), atau “nyanda” ( setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40 hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun praktek-praktek tradisional tertentu masih dilakukan. Interaksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
a.   Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang ada di masyarakat, antara lain:
1)  Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik.
2)  Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil keturunan.
3)  Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan lancar.
4)  Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
5)  Minum air rendaman akar rumput fatimah dapat memperlancar persalinan.
6)  Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.
7)  Makan duren, tape dan nanas bisa membahayakan persalinan.
8)  Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
9)  Makan udang, dapat menyebabkan persalinan lama dan sulit.

Sebenarnya, kelancaran persalinan sangat tergantung pada faktor mental dan fisik si ibu. Faktor  fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan kondisi psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan. Faktor lain yang juga harus diperhatikan, seperti riwayat kesehatan ibu, gizi ibu selama hamil dan lingkungan sekitar apakah mensupport atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan komunikasi yang kurang dan tidak bisa kerja sama.
b.   Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama persalinan
1)  Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pascapersalinan.
2)  Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi tempat maupun peralatan.
3)  Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.

C.     Contoh Kasus Perilaku Dan Sosial Budaya Yang Berpengaruh Pada Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang Positif
Selamatan 7 Bulanan (pada ibu hamil)
Di desa Payaman Kabupaten Nganjuk, ada ibu yang sedang hamil 7 bulan.  Pada Hari Minggu tanggal 30 maret mengadakan selamatan 7 bulanan yang dalam adat jawa disebut “ TINGKEPAN”. Kata orang jawa tingkepan ini bertujuan untuk meminta keselamatan ibu dan bayi agar mendapatkan kehamilan yang sehat dengan kegiatan mandi kembang dengan 7 sumber mata air dan bunga 7 rupa beserta uang.
Dalam proses siraman itu, ibu dan suami memakai kain jarik. Kemudian keduanya duduk bersebelahan dan yang menyiram dimulai dari kedua orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh keluarga yang ingin menyiram. Setelah acara siraman selesai, ibu ganti baju dan calon bapak memecah buah kelapa. Setelah itu apabila buah kelapa langsung pecah, orang jawa beranggapan bahwa calon bayi berjenis kelamin laki-laki, tapi apabila kelapa tidak langsung pecah, maka orang jawa beranggapan calon bayi berjenis kelamin perempuan.
Setelah memecahkan kelapa, kelapa yang digunakan untuk memandikan juga dipecah dan ditumpahkan beserta uang yang ada di air tadi. Dan masyarakat pun berebut mengambil uang dan kelapa yang mitosnya dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Setelah itu, kedua orang tua jualan rujak dan yang membeli masyakat. Jika masyarakat bilang rujak tersebut enak, mitosnya anaknya perempuan dan cantik di lihat. Dan jika rujaknya kurang enak maka mitosnya anaknya laki-laki. Setelah itu, orang tua membagikan nasi yang ada ayam, telur, sayur/mie, tahu, tempe dan ikan bandeng. Setelah acara tersebut, pada malam hari juga diadakan syukuran kembali dan biasanya juga dibacakan surat  Yusuf. Jika anaknya laki-laki agar ganteng seperti Nabi Yusuf, dan jika surat Mariam, maka anaknya cantik seperti Mariam. Acara ini juga dibagikan nasi, ikan/ayam, sayur/mie, telur, tahu, tempe, ikan bandeng dan juga rujak.
Dalam acara selamatan 7 bulanan ini dapat kita ambil positifnya, yaitu bisa berbagi rizki lebih pada orang lain. Ibu bisa makan-makanan bergizi, seperti telur, ayam, ikan bandeng dan juga dibacakan do’a oleh banyak orang agar kehamilannya lancar dan tidak ada halangan.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat kesehatan yang meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian.
Ada beberapa perilaku sosial budaya masyarakat yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, baik yang tidak memiliki pengaruh maupun yang berpengaruh bagi ibu yang sedang hamil ataupun bersalin. Peran seorang bidan atau tenaga kesehatan disini sangatlah penting untuk bisa meluruskan mana kebiasaan yang sebaiknya perlu diubah dan mana yang masih bisa diperbolehkan untuk dilakukan.

B.     Saran
1.   Bagi ibu hamil dan bersalin, sebaiknya berkonsultasi ke bidan atau tenaga kesehatan sebelum melakukan adat/budaya masyarakat yang dirasa tidak sesuai atau agak membahayakan bagi kondisinya.
2.   Budaya yang ada harus dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu hamil dan bersalin. Jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Erdila, Mita. 2013. Budaya Kehamilan dan Persalinan. http: // mitaerdila. wordpress. com/2013/01/06/budaya-kehamilan-dan-persalinan/
Zahro. 2012. Perilaku Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan Kebidananhttp: // mynameiszahro. blogspot. com/2012/06/perilaku-dan-social-budaya-yang.html