MAKALAH FARMAKOLOGI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi “ Antibiotik Makrolida “
Dosen Pengampu : Ametty Ameliasari, S. Farm., Apt
Disusun oleh :
1.
Nurul
Istiq Fitriyah III B / AKU.11.039
2.
Puji
Ratnasari III B / AKU.11.041
3.
Renita III B / AKU.11.043
4.
Rina III B /
AKU.11.045
AKADEMI
KEBIDANAN UNISKA KENDAL
Jalan
Soekarno-Hatta No 99 Telp (0294) 381299
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Farmakologi “ Antibiotik Makrolida “
Penyusun
berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan
Kebidanan Patologi kelainan dalam lamanya kehamilan mengenai Antibiotik
Makrolida. Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar
pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan Farmakologi “ Antibiotik Makrolida “
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis
mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat
bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati
kita semua.
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.................................................................... 1
C.
Tujuan....................................................................................... 1
D.
Manfaat..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian Antibiotik Makrolida................................................ 3
B.
Struktur obat dan Penjelasannya............................................. 3
C.
Mekanisme Kerja Antibiotik Makrolida..................................... 5
D.
Farmakokinetika....................................................................... 6
E.
Kontraindikasi Antibiotik Makrolida........................................... 7
F.
Efek Samping Antibiotik Makrolida.......................................... 7
G.
Penggunaan Antibiotik Makrolida............................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 10
B. Saran........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Eritromisin,
turunan dari bakteri seperti jamur, streptomyces erythaeus pertama kali
diperkenalkan pada awal tahun 1950-an. Eritromisin menghambat sintesis protein.
Dalam dosis rendah sampai sedang, obat ini mempunyai efek bakteriostatik dan
dengan dosis tinggi efeknya bakteriostatik dan dengan dosis tinggi efeknya
bakterisidal.
Eritromisin
dapat diberikan melalui oral atau intravena. Karena asam lambung merusak obat,
berbagai garam eritromisin (contoh etilsuksinat, stearat dan estolat) dipakai
untuk mengulangi disolusi (pecah menjadi partikel-partikel kecil) di dalam
lambung dan memungkinkan absorbsi terjadi pada usus halus. Untuk pemakaian
intravena, senyawa, eritromisin laktobionat dan eritromisin gluseptat, dipakai
untuk meningkatkan absorbsi obat.
Eritromisin
aktif melawan hampir semua bakteri gram positif, kecuali staphylococcus aureus,
dan cukup aktif melawan beberapa gram negatif. Obat ini sering diresepkan
sebagai pengganti penisilin. Obat ini merupakan obat pilihan untuk pneumonia
akibat mikroplasma dan penyakit legionnaire.
Eritromisin
dibuat oleh streptomyces erythreus dan secara kimiawi merupakan cincin lakton
makrositik. Sering golongan antibiotika ini disebut sebagai makrolida. Ia
mempunyai pka yang tinggi 8,8 dan senyawa induknya (basa/mungkin rentan
terhadap keasaman lambung).
B. RUMUSAN
MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan Antibiotik
Makrolida ?
2) Apa saja macam-macam Antibiotik Makrolida ?
3) Apa saja kontraindikasi Antibiotik Makrolida ?
4) Apa saja
efek samping Antibiotik Makrolida ?
5) Bagaimana penggunaan
Antibiotik Makrolida ?
C. TUJUAN
Melengkapi
tugas Farmakologi
1) Untuk memberikan informasi tentang Antibiotik
Makrolida
2) Untuk mengetahui
tentang macam-macam Antibiotik Makrolida
3) Untuk
mengetahui kontraindikasi pemberian Antibiotik Makrolida
4) Untuk mengetahui efek samping penggunaan Antibiotik
Makrolida
5) Untuk mengetahui bagaimana penggunaan Antibiotik
Makrolida
D. MANFAAT
Manfaat yang
diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk memberikan gambaran tentang Antibiotik
Makrolida.
2) Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam
pemahaman tentang Antibiotik Makrolida
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Makrolida
Macrolide
merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat, denganciri suatu cincin
lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana terkait gulagula
deoksi. Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan adalah
Pikromisin,diisolasi pada tahun 1950 .Macrolide merupakan salah satu golongan
obat antimikroba yang menghambatsintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya,
sel mikroba perlu mensintesis berbagaiprotein. Sintesis protein berlangsung di
ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA.Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas
dua subunit, yang berdasarkan konstantasedimentasi dinyatakan sebagai ribosom
30S dan 50S. untuk berfungsi pada sintesisprotein, kedua komponen ini akan
bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom70S. Kerja dari makrolida ini
adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S dan mencegahpemanjangan rantai
peptida.
B.
Struktur Obat dan Penjelasannya
Antibiotika
golongan makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincinlakton yang
besar dalam rumus molekulnya. Sebagai contoh terlihat pada struktur
golonganmakrolida Eritromisin dibawa ini :
Secara umum,
antibiotika golongan makrolida memiliki ciri-ciri struktur kimia seperti berikut :
1) Cincin lakton sangat besar, biasanya mengandung
12 – 17 atom
2) Gugus keton
3) Satu atau dua gula amin seperti
glikosida yang berhubungan dengan cincin lakton.
4) Gula netral yang berhubungan
dengan gula amino atau pada cincin lakton
5) Gugus dimetilamino pada residu gula, yang menyebabkan
sifat basis darisenyawa dan kemungkinan untuk dibuat dalam bentuk garamnya
Berikut ini
struktur kimia dari beberapa contoh antibiotic golongan makrolida :
1) Eritromycin
Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid yang sama-sama
mempunyaicincin lakton yang besar dalam rimus molekulnya.
Eritromisin
terdiri dari :
a) Aglikon eritronolid.
b) Gula amino desosamin dan gula netral kladinosa.
c) Membentuk garam pada gugus dimetilamino ( 3’ ) dengan
asam, contoh: garam
stearat
bersifat sukar larut dalam air dengan rasa yang sedikit pahit.
d) Membentuk ester pada gugus hidroksi ( 2’ ) yang tetap
aktif secara biologis dan
aktivitasnya tidak tergantung pada proses
hidrolisis.contoh: ester-ester etilsuksinat, estolat, dan propinoat yang tidak berasa.
Struktur umum dari ertromycin
ditunjukkan diatas cincin makrolida dan gula-guladesosamin dan kladinose. Obat
ini sulit larut dalam air (0,1%) namun dapat langsunglarut pada zat-zat pelarut
organik. Larutan ini cukup satabil pada suhu 4oC, namundapat kehilangan aktivitas dengan cepat pada suhu 20oC dan pada suhu asam Ertromycin biasanya tersedia dalam bentuk berbagai
ester dan garam.
2) Oleandomycin
Fosfat
Didapat dari
Streptomyces antibioticus, strukturnya terdiri dari:
a) Aglikon oleandolida
b) Gula amino desosamin
c) Gula netral L-oleandrosa
Asetilasi 3 gugus hidroksi bebas dari oleandomisin
menghasilkan troleandomisin, yangmempunyai 2 keuntungan dibanding oleandomisin
yaitu praktis tidak berasa dan kkadarobat dalam darah lebih cepat dan lebih
tinggi.
C.
Mekanisme
Kerja
Golongan
makrolida menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnyadengan jalan
berikatan secara reversibel dengan Ribosom subunit 50S,. Sintesis proteinterhambat
karena reaksi-reaksi translokasi aminoasil dan hambatan pembentuk awalsehingga
pemanjangan rantai peptide tidak berjalan. Macrolide bisa bersifat
sebagaibakteriostatik atau bakterisida, tergantung antara lain pada kadar obat
serta jenis bakteriyang dicurigai. Efek bakterisida terjadi pada kadar
antibiotika yang lebih tinggi,kepadatan bakteri yang relatif rendah, an
pertumbuhan bakteri yang cepat. Aktivitasanti bakterinya
tergantung pada pH, meningkat pada keadaan netral atau sedikit alkali.
Meskipun
mekanisme yang tepat dari tindakan makrolid tidak jelas, telahdihipotesiskan
bahwa aksi mereka makrolid menunjukkan dengan menghambat sintesisprotein pada
bakteri dengan cara berikut:
1) Mencegah Transfer peptidil tRNA dari situs A ke situs
P.
2) Mencegah pembentukan peptida tRNA.
3) Memblokir peptidil transferase.
4) Mencegah perakitan ribosom
Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit
50S ribosom. Hal inimenyebabkan selama proses transkripsi, lokasi P ditempati
oleh makrolida. Ketika t-RNA terpasang dengan rantai peptida dan mencoba untuk
pindah ke lokasi P, t-RNAtersebut tidak dapat menuju ke lokasi P karena adanya
makrolida, sehingga akhirnyadibuang dan tidak dipakai. Hal ini dapat mencegah
transfer peptidil tRNA dari situs Ake situs-P dan memblok sintesis protein
dengan menghambat translokasi dari rantaipeptida
yang baru terbentuk. Makrolida juga memnyebabkan pemisahan sebelum waktunya dari tRNA peptidal di situs A.
Mekanisme kerja makrolida, selain terikat di lokasi P
dari RNA ribosom 50S, juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase.
Enzim ini bertanggung jawab untuk pembentukan ikatan peptida antara asam
amino yang terletak di lokasi Adan P dalamribosom dengan cara menambahkan
peptidil melekat pada tRNA ke asam aminoberikutnya. Dengan memblokir enzim ini,
makrolida mampu menghambat biosintesisprotein dan dengan demikian membunuh
bakteri.
D. Farmakokinetika
Dalam
penjelasan farmakokinetik berikut akan dijelaskan mekanisme farmakokinetik 3 antibiotik turunan makrolida yaitu eritromycin,
Claritromycin, danazitromycin.
1) Eritromycin
Ertromycin
basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan dengansalut enteric.
Stearat dan ester cukup tahan pada keadaan asam dan diabsorbsi lebihbaik. Garam
lauryl dan ester propionil ertromycin merupakan preprata oral yang paling baik diabsorbsi. Dosis oral sebesar 2 g/hari
menghasilkan konsentrasi basa ertromycinserum dan konsentrasi ester sekitar 2
mg/mL. Akan tetapi, yang aktif secaramikrobiologis adalah basanya, sementara
konsentrasinya cenderung sama tanpamemperhitungkan formulasi.
Waktu paruh
serum adalah 1,5 jam dalam kondisi normal dan 5 jam pada pasiendengan anuria.
Penyesuaian untuk gagal ginjal tidak diperlukan. Ertromycin tidak
dapatdibersihkan melalui dialysis. Jumlah besar dari dosis yang diberikan
diekskresikan dalamempedu dan hilang dalam fases, hanya 5% yang diekskresikan
dalam urine. Obat yangtelah diabsorbsi didistribusikan secara luas, kecuali
dalam otak dan cairan serebrospinal.Ertromycin diangkut oleh leukosit polimorfonukleus
dan makrofag. Oabt ini melintasisawar plasenta dan mencapai janin.
2) Claritromycin
Dosis 500 mg menghasilkan konsentrasi serum sebesar
2-3 mg/mL. Waktuparuh claritromycin (6 jam) yang lebih panjang
dibandingkan dengan eritromycinmemungkinkan pemberian dosis
2 kali sehari. Claritromycin dimetabolisme dalam hati.Metabolit utamanya adalah
14-hidroksiclaritromycin, yang juga mempunyai aktivitasantibakteri. Sebagian
dari obat aktif dan metabolit utama ini dieliminsai dalam urine, danpengurangan
dosis dianjurkan bagi pasien-pasien dengan klirens kreatinin dibawah
30mL/menit.
3) Azitromycin
Azitromycin
berbeda dengan eritromycin dan juga claritromycin, terutama dalam
sifatfarmakokinetika. Satu dosi Azitromycin 500 mg dapat menghasilkan
konsentrasi serumyang lebih rendah, yaitu sekitar 0,4 µg/mL. Akan tetapi
Azitromycin dapat melakukanpenetrasi ke sebagian besar jaringan dapat melebihi
konsentrasi serum sepuluh hinggaseratus kali lipat. Obat dirilis perlahan dalam
jaringan-jaringan (waktu paruh jaringanadalah 2-4 hari) untuk menghasilkan
waktu paruh eliminasi mendekati 3 hari. Sifat-sifatyang unik ini memungkinkan
pemberian dosis sekali sehari dan pemendekan durasi pengobatan dalam banyak kasus.
Azitromycin
diabsorbsi dengan cepat dan ditoleransi dengan baik secara oral.Obat ini harus
diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Antasidaaluminium dan
magnesium tidak mengubah bioavaibilitas, namun memperlama absorbsi dan dengan 15 atom (bukan 14 atom), maka Azitromycin
tidak menghentikan aktivitasenzim-enzim sitokrom P450, dan oleh karena itu
tidak mempunyai interaksi obatseperti yang ditimbulkan oleh eritromycin dan
claritmycin.
E.
Kontra
Indikasi
Hipersensitivitas
terhadap Clarithromycin, Eritromisin atau antibiotik makrolida lainnya.
F.
Efek Samping
Efek Samping
dari makrolida :
1) Efek-efek gastrointestinal : Anoreksia, mual, muntah
dan diare sesekali menyertaipemberian oral. Intoleransi ini disebabkan oleh
stimulitas langsung pada motilitasusus.
2) Toksisitas hati : dapat menimbulkan hepatitis
kolestasis akut (demam, ikterus,kerusakan fungsi hati), kemungkinan sebagai
reaksi hepersensitivitas.
3) Interaksi-interaksi obat : menghambat enzim-enzim
sitokrom P450 danmeningkatkan konsentarsi serum sejumlah obat, termasuk
teofilin, anti koagulanoral, siklosporin, dan metilprednisolon. Meningkatkan konsentrasi serum digoxinoral dengan
jalan meningkatkan bioavailabilitas.
G.
Penggunaan
Klinik
1) Infeksi Mycoplasma pneumonia
Eritromisin
yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per oral mempercepat turunnya panas dan
mempercepat penyembuhan sakit.
2) Penyakit Legionnaire
Eritromisin
merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh Legionella
pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g
sehari.
3) Infeksi Klamidia
Eritromisin
merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang
menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Dosisnya ialah 4 kali
sehari 500 mg per oral yang diberikan selama 7 hari. Eritromisin merupakan obat
terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan infeksi klamidia.
4) Difteri.
Eritromisin
sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada infeksi akut maupun pada
carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotika lain tidak
mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut dan komplikasinya. Dalam hal
ini yang penting antitoksin.
5) Infeksi streptokokus
Faringitis,
scarlet fever dan erisipelas oleh Str. Pyogenes dapat diatasi dengan pemberian
eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia
oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan dosis 4 kali sehari
250-500 mg.
6) Infeksi stapilokokus
Eritromisin
merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S. Aureus (termasuk
strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang
resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat oleh
stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan
penisilin yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau
sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka
ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.
7) Infeksi Campylobacter
Gastroenteritis
oleh Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin per oral 4 kali 250
mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk
infeksi ini.
8) Tetanus
Eritromisin
per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl. tetani pada
penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan
pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.
9) Sifilis
Untuk
penderita sifilis stadium diniyang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan
eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.
10) Gonore
Eritromisin
mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil yang alergi
tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang
diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %.
11) Penggunaan profilaksis
Obat
terbaik untuk mencegah kambuhnya demam reumatik ialah penisilin. Sulfonamid dan
eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin
juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis
bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini
ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan, dilanjutkan
dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam kemudian.
12) Pertusis
Bila
diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat penyembuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagian besar
antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang diciptakan oleh pabrik
obat, dan nama generik yang berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan
kimianya.Contoh
nama dagang dari amoksilin, sefaleksin, siprofloksasin,
kotrimoksazol,tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah Amoxan,
Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.Setiap
antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien
yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih
antibiotik yang dapat membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini.
Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi tergantung padalokasi infeksi
dan kemampuan antibiotik
mencapai lokasi tersebut.Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan
efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui
pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius.
Beberapa antibiotik juga dipakai secara
topikal seperti dalam bentuk salep,krim, tetes mata, dan tetes
telinga.Penentuan jenis bakteri patogen ditentukan dengan pemeriksaan
laboratorium. Teknik khusus seperti pewarnaan gram
cukup membantu mempersempit jenis bakteri penyebab infeksi.Spesies bakteri
tertentu akan berwarna dengan pewarnaan gram, sementara bakteri lainnya
tidak.Tehnik kultur bakteri juga dapat dilakukan, dengan cara mengambil bakteri
dari infeksi pasien dan kemudian dibiarkan tumbuh. Dari cara bakteri ini
tumbuh dan penampakannya dapatmembantu mengidentifikasi spesies bakteri.
Dengan kultur bakteri, sensitivitas antibiotik
juga dapat diuji. Penting bagi pasien atau
keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar, seperti
aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat,
jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan
interaksi dengan makanan dan obat lain.Pemakaian yang kurang tepat akan
mempengaruhi penyerapannya, yang pada akhirnyaakan mengurangi atau
menghilangkan keefektifannya.Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat
lain, yang perlu diperhatikan adalahinteraksi obat, baik dengan obat bebas
maupun obat yang diresepkan dokter.
B. Saran
1) Bagi petugas kesehatan agar senantiasa
meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya agar bisa
memberikan obat atau terapi yang sesuai sebagai pertolongan pertama, walaupun
kewenangan seorang bidan hanya memberikan obat sesuai advice dokter.
2) Bagi teman-teman agar belajar yang rajin agar
kelak bisa menangani pasien dengan profesional.
DAFTAR
PUSTAKA
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-farmakologi-antibiotik.html, diaksespada 1 Oktober 2012, pada 14.30 WIB.
Anonim, 2011, Macrolide,
http://en.wikipedia.org/wiki/Macrolide, diakses pada 1 Oktober 2011, pada 14.30 WIB.
Siswandono, Soekardjo.1995. Kimia Medisinal.Surabaya:Airlangga University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar