Daftar Postingan Saya

Selasa, 23 Oktober 2012

ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI) DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG


ASUHAN KEBIDANAN  IV (PATOLOGI)
DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG
Dosen Pengampu : Hj. Masruroh S.SiT., M.Kes









Disusun Oleh:
Kelompok 9
Semester IIIB
1.      Nurul Istiq Fitriyah                AKU.11.039
2.      Rina                                          AKU.11.045
3.      Syaras Setiawati                    AKU.11.059

             AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL
                Jalan Soekarna-Hatta No. 99 Kendal
                Tahun Akademik 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Asuhan Kebidanan Patologi dengan Persalinan Letak Sungsang”.

            Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan dengan Persalinan Letak Sungsang”. Selain itu penyusun berharap makalah ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan Askeb IV Patologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.

                                                                                               
Kendal,  Oktober  2012

Penyusun






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................   i
KATA PENGANTAR......................................................................................   ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................   iii    

BAB I      PENDAHULUAN    
A.     Latar Belakang.......................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................... 1
C.     Tujuan Umum........................................................................... 2
D.     Tujuan Khusus.......................................................................... 2
E.     Manfaat Penulisan ...................................................................  2
BAB II    TINJAUAN TEORI
A.     Pengertian  Letak Sungsang.................................................... 3
B.     Penyebab  Letak Sungsang..................................................... 4
C.     Pemeriksaan Penunjang Letak Sungsang............................... 5
D.     Penatalaksanaan Persalinan Letak Sungsang......................... 6
E.     Prosedur Persalinan Bayi Sungsang…………………………..  7
BAB III    PENUTUP
A.       Kesimpulan...............................................................................   18
B.       Saran........................................................................................   18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................   19

                                                      



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Presentasi bokong / letak sungsang terjadi ketika bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul. Istilah breech (bokong) mungkin berasal dari kata yang sama dengan britches, yang menggambarkan kain untuk menutupi selangkangan dan paha. Untuk alasan tertentu presentasi bokong umumnya terjadi jauh sebelum aterm. Namun yang paling sering terjadi, sebelum proses persalinan dimulai, janin berputar spontan sehingga presentasinya menjadi presentasi kepala. Sebagian besar selama kehamilan, fetus (janin) yang sedang berkembang sangat bebas untuk bergerak di dalam uterus (rahim). Antara umur kehamilan 32-36 minggu, fetus bertambah besar sehingga pergerakannya terbatas. Sangat sulit bagi fetus untuk turn over, jadi apapun posisi yang dicapai pada saat ini biasanya sama dengan posisi saat persalinan akan dimulai. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang. Kejadian presentasi bokong / letak sungsang sekitar 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang erkurang seiring dengan pertambahan usia kehamilan,dimana letak sungsang terjadi sekitar 20% pada persalinan minggu ke 28, 7% pada persalinan minggu ke 32, dan menurun 3-4% pada persalinan dengan kehamilan aterm.
Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar risiko infeksi pada ibu. Pada janin, mortalitas tiga kali lebih besar dibandingkan dengan presentasi verteks, hal ini disebabkan karena setelah sebagian janin lahir maka uterus akan berkontraksi yang berakibat pada gangguan sirkulasi uteroplasenta, janin akan bernafas, dan terjadilah aspirasi air ketuban, mekonium, lendir dan darah.
B.   RUMUSAN MASALAH
Adapun makalah yang dibahas dalam makalah ini adalah persalinan dengan letak sungsang.
                

C.   TUJUAN UMUM
Setelah membaca makalah ini, di harapkan mahasiswa dapat memahami tentang persalinan letak sungsang dan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan letak sungsang.
D.   Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian letak sungsang.
b.    Mahasiswa dapat menjlaskan penyebab letak sungsang.
c.    Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan penujang letak sungsang.
d.    Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan persalinan letak sungsang.
e.    Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan prosedur persalinan bayi sungsang.
E.    Manfaat
1.     Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan persalinan dengan letak sungsang.
2.    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kebidanan pada persalinan letak sungsang.
3.    Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami bagaimana cara persalinan dengan letak sungsang.
4.    Bagi Masyarakat
 Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan patologi yang   terjadi pada persalinan letak sungsang baik secara biologis dan psikologis serta masalah pada persalinan.
















                                                       BAB II
                                                PEMBAHASAN
                              


A.   PENGERTIAN
Persalinan sungsang adalah persalinan untuk melahirkan janin yang membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan lainnya.
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998).
Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada
diruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
Bentuk – bentuk letak sungsang
Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang sebagai berikut :

A. Letak Bokong Murni

1.    Teraba bokong
2.     Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi
3.     Kedua kaki bertindak sebagai spalk
B. Letak Bokong Kaki Sempurna
1.     Teraba bokong
2.     Kedua kaki berada di samping bokong

C. Letak Bokong Tak Sempurna
1.    Teraba bokong
2.    Disamping bokong teraba satu kaki

D. Letak Kaki
1.     Bila bagian terendah teraba salah satu dan atau kedua kaki atau lutut
2.     Dapat dibedakan letak kaki bila kaki terendah ; letak bila lutut terendah


B.   PENYEBAB
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala. Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 ).
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
1.     Sudut Ibu
a.     Keadaan rahim
1)    Rahim arkuatus
2)     Septum pada rahim
3)     Uterus dupleks
4)     Mioma bersama kehamilan
b.    Keadaan plasenta
1)     Plasenta letak rendah
2)     Plasenta previa
c.    Keadaan jalan lahir
1)     Kesempitan panggul
2)    Deformitas tulang panggul
3)     Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju kearah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu atas panggul.
Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah:
·         Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar
·         Hidramnion karena anak mudah bergerak
·         Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul
·          Panggul sempit
·          Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
C.   Pemeriksaan Penunjang Letak Sungsang
1.     Pemeriksaan abdominal
a.     Letaknya adalah memanjang.
b.    Di atas panggul terasa massa lunak mengalir dan tidak terasa seperti kepala.
c.    Punggung ada di sebelah kanan dekat dengan garis tengah bagian-bagian kecil ada di sebelah kiri, jauh dari garis tengah dan di belakang. Kepala berada di fundus uteri. Mungkin kepala cukup diraba bila kepala ada di bawah   tupar/iga-iga. Kepala lebih keras dan lebih bulat dari paha bokong dan kadang-kadang dapat dipantulkan (Balloffablle) dari pada bokong uteri teraba terasa massa yang dapat dipantulkan harus dicurigai presentasi bokong.
d.     Tonjolan kepala tidak ada bokong tidak dapat dipantulkan.


2.     Denyut jantung janin
Denyut jantung janin terdengar paling keras pada atau di atas umbilicus dan pada sisi yang sama pada punggung. Pada RSA (Right Sacrum Antorior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadrat kanan atas perut ibu kadang-kadang denyut jantung janin terdengar di bawah umbilicus
3.     Pemeriksaan vaginal
 Bagian terendah teraba tinggi
a.    Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-garis sutura dan fantenella. Hasil pemeriksaan negatif ini menunjukkan adanya mal presentasi.
b.     Bagian terendahnya teraba lunak dan ireguler. Anus dan tuber ichiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan dengan muka.
c.     Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik ke bawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa. Ia dapat dikelirukan dngan kepala oleh karena tulang yang keras.
d.    Sakrum ada di kuadran kanan depan panggul dan diameter gitochanterika ada pada diameter obligua kanan.
e.     Pemeriksaan USG menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula kelainan-kelainan seperti hydrocephalus.
D.   Penatalaksanaan Letak Sungsang (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)
1.    Pertolongan persalinan letak sungsang memerlukan perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
2.    Menghadapi kehamilan letak sungsang dapat diambil tindakan
Menurut Sarwono Prawirohardjo, berdasarkan jalan lahir yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi :
a.    Persalinan Pervaginam
1)     Spontaneous breech (Bracht)
2)     Partial breech extraction : Manual and assisted breech delivery
3)    Total breech extraction
b.    Persalinan per abdominal : Seksio Sesaria
Pada letak sungsang yang persisten, dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
·         Peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal selama proses persalinan
·          Berat bayi lahir rendah (BBLR) pada persalinan preterm, pertumbuhan terhambat / keduanya
·         Prolapsus tali pusat
·          Plasenta previa
·          Kelainan pada janin
·         Kelainan uterus dan tumor pelvis
·         Bahaya
E.    Prosedur Persalinan Bayi Sungsang ( Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002).
1.    Persetujuan tindakan medik
2.    Persiapan Pasien :
a.     Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b.    Mengosongkan kandung kemih , rektum serta membersihkan daerah perenium dengan antiseptik
3.    Peralatan :
a.     Perangkat untuk persalinan
b.    Perangkat untuk resusitasi bayi
c.    Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d.    Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e.    Cunam piper, jika tidak ada sediakan cunam panjang
f.      Semprit dan jarum no.23 (sekali pakai)
g.     Alat-alat infus
h.    Povidon Iodin 10%
i.       Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
4.    Persiapan Penolong
a.    Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung
b.    Cuci tangan hingga siku dengan di bawah air mengalir
c.     Keringkan tangan dengan handuk DTT
d.    Pakai sarung tangan DTT / steril
e.    Memasang duk (kain penutup)
5.    Tindakan Pertolongan Partus Sungsang
a.     Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b.    Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
c.    Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul, lakukan episiotomi saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.

6.    Melahirkan bayi :
1.     Cara Bracht
a.    Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
b.    Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
c.     Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada.
d.     Lakukan hiperlordosis janin pada saat anguluc skapula inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
e.     Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.
f.      Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas bayi, tali pusat dipotong.
2.    Cara Klasik (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002)Pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
a.    Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan sehingga bokong dan kaki lahir.
b.     Tali pusat dikendorkan.
c.     Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik ke atas.
d.     Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu untuk  melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
e.    Dengan tanggan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
f.      Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
g.    Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
3.     Cara Muller Pengeluaran bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika  dengan cara Bracht bahu dan tangan tidak bisa lahir.
a.     Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
b.     Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
c.    Cara Lovset (Dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di belakang kepala / nuchal arm).
d.    Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua tangan.
e.     Memutar bayi 180o dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk  jari tangan yang muchal.
f.     Memutar kembali 180o ke arah yang berlawanan ke kiri atau ke kanan beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara Klasik atau Muller.
4.     Ekstraksi Kaki
Dilakukan bila kala II tidak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi.     Keadaan bayi / ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
a.    Tangan kanan masuk secara obstetrik melahirkan bokong, pangkal paha   sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
b.     Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis, kaki ditarik turun ke bawah sampai pangkal paha lahir.
c.     Pegangan dipindah ke pangkal paha sehingga mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di depan paha.
d.    Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter lahir berarti bokong telah lahir.
e.     Sebealiknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dahulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.
f.     Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara Clasik , atau Muller atau Lovset.
5.    Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan bila presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin lebih dari ibu yang mengharuskan bayi segera dilahirkan.Jari penunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista iliaka dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lain menekam pergelangan tadi dan turut menarik curam ke bawah.Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telujuk penolong yang lain mengkait lipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara Clasik , atau Muller atau Lovset.Cara Melahirkan Kepala Bayi Cara Mauriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid bila dengan Bracht kepala belum lahir).
a.    Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah memegang kuda (Untuk penolong kidal meletakkan badan bayi di atas tangan kanan).
b.    Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
c.     Tangan kanan memegang atau mencekam bahu tengkuk bayi.
d.     Minta seorang asisten menekan fundus uteri.
e.     Bersama dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut.
6.    Manajemen Kala III
a.    Lahirkan plasenta secara spontan atau manual apabila ada indikasi.
b.    Luka episiotomi atau robekan perenium dijahit.
c.    Beri Uterustonika atau medikamentosa yang diperlukan.
d.     Awasi kala IV.
e.    Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
f.     Dokumentasi.
g.    Cuci tangan pasca tindakan.
h.    Periksa kembali tanda vital pasien, segera buat intruksi bila diperlukan.
i.      Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam kolom yang tersedia.
j.       Beri tahu pada pasien pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan dan masih memerlukan perawatan.
k.     Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadwal pengobatan dan pemantauan sejak gejala-gejala yang harus diwaspadai.(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,2002).

















ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
    G1 P0 A0 TRIMESTER II DENGAN LETAK SUNGSANG
                                             DI RSUD SOEWONDO KENDAL               
Pengkajian
Tanggal                    :6 juni 2011                                        datang             
Jam                          :10.15 WIB                                         tanggal             :juni2011
Tempat                    :BPM                                                     jam                 :10.00 WIB
Nama mahasiswa    : -                                                         no regustrasi  :289579

A.   DATA SUBYEKTIF
1.   Identitas pasien
Nama istri         :ny. S                                                 nama suami     :tn.y
Umur                :27th                                                  umur                :30th
Agama              :islam                                                agama             :islam
Suku/ bangsa   :jawa/indonesia                                 suku/ bangsa   :jawa/ indonesia
Pendidikan       :SMA                                                  pendidikan       :SMA
Pekerjaan         :IRT                                                   pekerjaan         :PMI
Alamat              :kec.damai                                         Alamat             :kec.damai    

2.   Alasan datang
Ibu mengatakan hamil 6 bulan dan ingin memeriksakan kehamilannya
3.   Keluhan utama
Ibu mengatakan sering pusing
4.   Riwayat perkawinan
a.    Status perkawinan   : syah
b.    Usia kawin               : 26 tahun
c.    Lama kawin             : 1 tahun
d.    Kawin ke                  : 1
5.   Riwayat kesehatan
a.    Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti : jantung, liver, penyakit keturunan seperti : hipertensi, DM, dan penyakit menular seperti : TBC, HB, PMS, serta HIV, AIDS
b.    Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit apapun
c.    Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit kronis, penyakit menurun maupun penyakit menular serta tidak ada yang mempunyai riwayat kehamilan kembar.

6.   Riwayat obstetri Ginekologi
a.    Riwayat menstruasi
·         Menarchae                   : 12 tahun
·         Siklus                           : 28 hari
·         Lama                            : 7 hari
·         Jumlah                         : 3  kali ganti pembalut
·         Keluhan                        : tidak ada
·         HPHT                           :  6 september 2010
b.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil
Ke
Umur
Khamilan
Tehnic
Persalinan
Tempat
penolong
komlp
BBL
nifas

Umur
anak
ket
BB
Pb
1.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-












c.    Riwayat kehamilan sekarang
·         Ibu mengatakan hamil yang ke  : 1
·         Umur kehamilan                         : 32 minggu
·         HPL                                            : 13 juni 2011
·         ANC                                            : 9x di bidan
·         Imunisasi TT                               :2x di bidan
·         Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil :obat-obatan yang diberikan  oleh bidan
·         Kebiasaan minum jamu               :tidak pernah
·         Mulai merasakan gerakan janin  :5 bulan
·         BB sebelum hamil                       :50 kg
·         Rencana persalinan                    : RS

7.   Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah mengkuti KB
8.   Pola kebutuhan sehari- hari
a.    Nutrisi
Makan
Sebelum hamil  :3x sehari
Jenis                  :nasi,lauk,sayur porsi satu piring tidak ada keluhan

Selama hamil    :3x sehari
Jenis                  :nasi,lauk,sayur,buah,porsi satu piring tidak ada keluhan

Minum :
Sebelum hamil :5-6 gelas per hari
Jenis                 :air putih,the tidak ada keluhan

Selama hamil   : 6-8 gelas per hari
Jenis                 :air putih,teh susu,tidak ada keluhan

b.    Eliminasi
BAK
Sebelum hamil  :3x per hari ,warna kuning jernih ,keluhan tidak ada
Selama hamil    :4-5 hari perhari,warna kuning jernih keluhan tidak ada

BAB
Sebeleum hamil:1xper hari konsistensi lembek
Selama hamil     :1xperhari konsistensi lembek
c.    Aktifitas
Sebelumhamil    :ibu melakukan aktfitas sebagai ibu rumah tangga
Selama hamil     :ibu masih bisamekasanakan pekerjaan rumah tangga
d.    Istirahat
Sebelum hamil  :tidur malam 8jam,tidur siang,1 jam tidak ada keluhan
Selama hamil    :tidur malam 7 jam, tidur siang,1 jam tidak ada keluhan
e.    Personal hygiene
Sebelum hamil :mandi  2x perhari,gosok gigi 2x perhari,Ganti baju,keramas: 3x seminggu
Selama hamil :mandi 2x ,gosok gigi 2 x perhari,Ganti baju,keramas : 3x seminggu
f.     Pola seksual
Sebelum hamil  :2x seminggu
Selama hamil    :1x seminggu
g.    Data psikososisal ,cultural dan spiritual
·         Psikososial
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilan saat ini
·         Cultural
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada budaya pantang makan
·         Spiritual
Ibu menyatakan selalu menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan
9.         Data pengetahuan klien
·         Ibu mengerti tentang keadaan kehamilan sekarang apakah normal   atau tidak.
10.      Lingkungan yang berpengaruh.
a.    Lingkungan tempat tinggal :bersih
b.    Tinggal bersama                 :suami
c.    Jenis tempat tinggal            :permanen

Data obyektif
1.    Pemeriksaan fisik umum
a.    KU                    :baik
b.    Kesadaran        :composmentis
c.    Tekanan darah :110/70 mmHg
d.    Pernafasan       :20 x per menit
e.    Nadi                  :80 x permenit
f.     Suhu                 :36 c
g.    BB sekarang    : 59kg
h.    TB                    :157 cm
i.      LILA                 :25 cm

2.    Status present
a.    Kepala.
·           Kulit kepala  :bersih
·         Rambut        :bersih,tida mudah dicabut
·         Muka            :ovale yidak odem.tiak pucat
·         Mata             :konjungtiva merah segar,sclera putih
·         Teliinga        :bersih
·         Hidung         :bersih
·         Mulut           :bersih
·         Leher          :tidak ada pembesaran kelenjar teroid
b.    Dada                   :simestris pernafasan normal.
c.    Payudar              :simestris tidak ada benjolan.
d.    Perut                   :membesar tidak ada bekas luka operasi.
e.    Punggung           :lordosis
f.     Genetaia             :bersih,odem(-),varises(-)
g.    Anus                   :bersih,tidak hemoroid
h.    Ekstremitas
·         Atas          :jumlah jari tangan lengkap
·         Bawah      :jumlah jari kaki lengkap
i.Reflek patella:+/+
3.    Status obstetrikus
a.    Inspeksi
 Muka             :tampak adanya cloasma gravidarum.
 Mamae          :memebesar,puting menonjol,aerola menghitam.
 Perut             :terdapat linea alba dan strie gravidarum.
b.    Palpasi
Leopold 1       : pada fundus teraba bagian keras, bulat, melenting (kepala).
Leopold 2    :pada abdomen ibu bagian kiri teraba bagian-bagian kecil janin,   pada abdomen ibu bagian kanan teraba bagian yang datar(puka).
Leopold 3     :teraba bagian yang bulat, bebas dan tidak melenting (bokong)
Leopold 4     : bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen).
c.    TFU              :34 cm.
d.    TBJ              : (34-12)X 155=3410 gr

e.    Auskultasi
·         DJJ           :126 x permenit
·         Punc.max :kiri atas pusat kanan perut ibu
f.     Pemeriksaan luar panggul luar: -
g.    Pemeriksaan penunjang           : Cek HB :11 gr %
ASSESMENT
1.    Diagnose Kebidanan
Ny.S umur 27 th G1 P0 A0 hamil 34 minggu janin tunggal hidup intra uteri,puka konvergen dengan letak sungsang
a.    Dasar Subyektif
·         Ibu menyatak bermana ny.s
·         Ibu menyatakan berumur 27 th
·         Ibu menyatak ini hamil yang pertama
·         Ibu menyatakan belu pernah mengakami keguguran
·         Ibu menyatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 6 september 2010
b.    Data Obyektif
·         Palpasi
Leopold1 :TFU 3 jari dibawah px.teraba kepala janin
Leopold 2:puki
Leopold 3:presbo
Leopold 4:konvergen
·         TFU         : 34cm
·         TBJ          : (34-12)x 155=3410 gr
·         Auskultasi
DJJ         : 126x per menit
2.    Diagnosa potensial   : -
3.    Tindakan antisipasi segera
Kolaborasi dengan dr.spog.
PLANING
1.    Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janin dan janin dalam keadaan baik namun janin sungsang.
Evaluasi :ibu sudah mengerti keadaannya dan janin.
2.    Melakukan kolaborasi dengan bidan dan dr.spog member advise yaitu:
·         Menganjurkan ibu untuk dilakukan USG
·         Berikan infuse RL 20 tpm
Evaluasi  :kolaborasi telh dilakukan yaitu ibu bersedia dilakukan USG jam.11.00 WIB.
Hasil USG: tampak posisi janin,letak bujur,puki,presbo
Menganjurkan untuk tindakan SC.
Infuse RL 20 tpm sudah diberikan.
3.    Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup
Evaluasi :ibu bersedia atas istirahat cukup

4.    Memberikan sport mental kepada ibu
Evaluasi :ibu sudah merasa tenang.       
                                                                                                                                                                                                       Tandatangan                                                

                                                                                                                  
                                                                                                                   (bidan)
            
                                       BAB III                         
                                                  PENUTUP

A. Kesimpulan
Kelainan letak ada 2 yaitu letak sungsang dan letak lintang
a.     letak sungsang
Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Ada beberapa penyebab yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah:
1)    Prematuritas karena bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala anak relative besar
2)     Hidramnion karena anak mudah bergerak
3)     Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul
4)     Panggul sempit
5)     Kelainan bentuk kepala: hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.










DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://www.drdidispog.com/2009/06/letak sungsang.html






Tidak ada komentar:

Posting Komentar