ASUHAN KEBIDANAN IV
(PATOLOGI)
Dosen Pengampu :
Hj. Masruroh, S.SiT. MKes
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi) Kelainan dalam Lamanya
Kehamilan “ IUDR dan IUFD “
Disusun oleh :
1. Nurul Istiq
Fitriyah III B / AKU.11.039
2. Rina III B / AKU.11.045
3. Siti Faizah III
B / AKU.11.0
AKADEMI
KEBIDANAN UNISKA KENDAL
Jalan Soekarno-Hatta No 99 Telp (0294) 381299
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan
luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan Patologi kelainan dalam lamanya
kehamilan mengenai Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan Intra Uterine
Fetal Death (IUFD).Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar
pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah
SWT memberkati kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................
A.
Pengertian IUDR......................................................................
B.
Etiologi IUDR............................................................................
C.
Gejala dan Tanda IUDR...........................................................
D.
Pemeriksaan IUDR .................................................................
E.
Penatalaksanaan IUDR............................................................
F.
Terapi IUDR..............................................................................
G.
Pencegahan IUDR...................................................................
H.
Pengertian IUFD.......................................................................
I.
Etiologi IUFD.............................................................................
J.
Faktor Predisposisi IUFD..........................................................
K.
Tanda dan Gejala IUFD............................................................
L.
Penilaian Klinik IUFD................................................................
M.
Diagnosis IUFD.........................................................................
N.
Penanganan Pertolongan
Persalinan IUFD.............................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Banyak istilah yang digunakan untuk
menunjukkan bahwa bayi KMK ini menderita gangguan pertumbuhan di dalam uterus
(IUGR) seperti Pseudopremature, Small for Dates, dysmature, Fetal Malnutrition
Syndrome, Chronic Fetal Distress, IUGR dan Small for Gestational Age (SGA).
Batasan yang diajukan oleh Lubchenco (1963) adalah bahwa setiap bayi yang berat
lahirnya sama dengan atau lebih rendah dari 10th percentile oleh masa kehamilan
pada Denver Intra uterine Growth Curves adalah bayi SGA. Gambaran kliniknya
tergantung daripada lamanya, intensitas dan timbulnya gangguan pertumbuhan yang
mempengaruhi bayi tersebut.
Kematian bayi dalam kandungan (Intra
Uterine Fetal Death)dapat dikarenakan berbagai hal seperti terkena lilitan tali
pusat, pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi si ibu yang mengandung.
Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan cara memeriksakan kandungan
secara teratur ke dokter. Kalaupun terjadi kelainan pada masa kehamilan, bisa
ditanggulangi sedini mungkin. Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan
sebagian besar kasus bayi mati dalam kandungan karena kesalahan aktivitas yang
dilakukan seperti berolahraga dengan gerakan-gerakan yang cukup
giat/berlebihan. Karena itu dianjurkan selama masa kehamilan sebaiknya
mengurangi aktivitas yang membahayakan janin dalam kandungan. Hal ini untuk
mengantisipasi bayi yang dililit lehernya.Ibu hamil hendaknya selalu
berhati-hati jika beraktivitas dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan IUFD dan IUGR?
2. Apa faktor penyebab dan tanda
gejala IUFD dan
IUGR?
3. Bagaimana cara mendiagnosa IUFD dan IUGR?
4. Bagaimana terapi dan pencegahan IUGR dan IUFD
C.
TUJUAN
Melengkapi tugas ASKEB IV patologi
1.
Untuk
memberikan informasi tentang IUFD dan IUGR
2.
Untuk mengetahui tentang definisi IUGR dan
IUFD
3.
Untuk mengetahui faktor penyebab dan tanda gejala IUGR dan IUFD
4.
Untuk
mengetahui pedoman untuk mendiagnosa IUGR dan IUFD
5.
Untuk
mengetahui terapi dan pencegahan IUGR dan IUFD
D.
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan gambaran tentang
IUGR dan IUFD.
2. Sebagai bahan masukan untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman tentang IUGR dan IUFD.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN IUGR
Definisi menurut WHO (1969), janin
yang mengalami pertumbuhan yang terhambat adalah janin yang mengalami kegagalan
dalam mencapai berat standard atau ukuran standard yang sesuai dengan usia
kehamilannya.
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) ditegakkan apabila pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) perkiraan berat badan janin berada di bawah persentil 10 dibawah usia kehamilan atau lebih kecil dari yang seharusnya (sesuai grafik). Terminologi “kecil untuk masa kehamilan” adalah berat badan bayi yang tidak sesuai dengan masa kehamilan dan dapat muncul pada bayi cukup bulan atau prematur. Pada umumnya janin tersebut memiliki tubuh yang kecil dan risiko kecacatan atau kematian bayi kecil akan lebih besar baik pada saat dilahirkan ataupun setelah melahirkan.
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan untuk jumlah bulan kehamilan.
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) ditegakkan apabila pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) perkiraan berat badan janin berada di bawah persentil 10 dibawah usia kehamilan atau lebih kecil dari yang seharusnya (sesuai grafik). Terminologi “kecil untuk masa kehamilan” adalah berat badan bayi yang tidak sesuai dengan masa kehamilan dan dapat muncul pada bayi cukup bulan atau prematur. Pada umumnya janin tersebut memiliki tubuh yang kecil dan risiko kecacatan atau kematian bayi kecil akan lebih besar baik pada saat dilahirkan ataupun setelah melahirkan.
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan untuk jumlah bulan kehamilan.
Istilah lain untuk IUGR ketuban
adalah pembatasan pertumbuhan. Bayi baru lahir dengan IUGR seringkali
digambarkan kecil untuk usia gestational (SGA). Janin dengan IUGR ketuban
sering diperkirakan memiliki berat kurang dari 10 Perseratus. Ini berarti janin
weighs kurang dari 90 persen dari semua fetuses yang sama gestational usia
PJT terbagi atas dua, yaitu:
PJT terbagi atas dua, yaitu:
1.
Pertumbuhan
janin terhambat tipe I : simetris atau proporsional (kronis)
Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents
Memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang tidak simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Other Agents
2.
.
Pertumbuhan janin terhambat tipe II : Asimetris atau disproportional (akut)
Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan.
Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris. Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta yang terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan.
Ada dua betuk IUGR menurut Renfield
(1975), yaitu :
1. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-mingu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-mingu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dan lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
2. Dispropotionate IUGR
Terjadi akibat distress. Gangguan yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Terjadi akibat distress. Gangguan yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sebelum janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkaran kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
B. ETIOLOGI
a.
Factor
risiko dari Ibu :
a) Alkohol
b) Merokok
c) Obat obatan (Corticosteroid,
propanolol, Dilantin, Coumadin, Heroin)
d) Anemia
e) Malnutrisi
f) Berat badan Ibu Kurang dari 50 Kg,
g) penyakit Jantung Cyanotic
h) Diabetus Mellitus
b. Factor Risiko dari bayi :
b. Factor Risiko dari bayi :
a) Infeksi selama kehamilan
b) Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat
menyebabkan PJT. Rubela dan cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering
menyebabkan PJT.
c) Kelainan bawaan dan kelainan kromosom
d) Kelaianan kromosom seperti trisomi atau
triploidi dan kelainan jantung bawaan yang berat sering berkaitan dengan PJT.
e) Pajanan teratogen (zat yang
berbahaya bagi pertumbuhan janin). Berbagai macam zat yang bersifat teratogen
seperti obat anti kejang, rokok, narkotik, dan alkohol dapat menyebabkan PJT
f) Hemorisis (gangguan sel darah merah)
g)
Kehamilan
kembar multiple
c. Faktor Risiko dari Uterus dan Plasenta :
c. Faktor Risiko dari Uterus dan Plasenta :
a) Kelainan plasenta sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan
nutrisi yang baik bagi janin seperti ambruptio plasenta, infark plasenta
(kematian sel pada plasenta
b) Berkurangnya kontraksi uterus
c) Kelainan tali pusat
d) Berkurangnya aliran uterus, thrombus
dalam pembuluh darah janin dari 1 arteri tali pusat.
d. Penyebab umum
a)
Social
ekonomi yang rendah
b)
Menikah dini
c)
Jarak
kelahiran pendek
d)
Diet tidak
addekuat karena miskin dan malabsobrsi
C. TANDA dan GEJALA
PJT dicurigai apabila terdapat
riwayat PJT sebelumnya dan ibu dengan penyakit kronik. Selain itu peningkatan
berat badan yang tidak adekuat juga dapat mengarah ke PJT. Dokter dapat
menemukan ukuran rahim yang lebih kecil dari yang seharusnya.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
diperlukan untuk mengukur pertumbuhan janin. Selain itu USG juga dapat
digunakan untuk melihat kelainan organ yang terjadi. Pengukuran lingkar kepala,
panjang tulang paha, dan lingkar perut dapat dilakukan untuk menilai
pertumbuhan janin melalui USG. Penggunaan ultrasound doppler dapat digunakan
untuk melihat aliran dari pembuluh darah arteri umbilikalis.
E. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya sama dengan perawatan
neonatus umumnya, tetapi karena bayi ini mempunyai problem yang agak berbeda
maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1.
Pemeriksaan
pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin.
2.
Memeriksa kadar gula darah
dengan dextrostix jika hipoglikemi harus segera diatasi.
3.
Pemeriksaan hematokrit dan
mengobati hiperviskositasnya.
4.
Bayi
membutuhkan lebih banyak kalori dibanding dengan bayi SMK
5.
Melakukan tracheal-washing
pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
F. TERAPI
Kecacatan dan kematian janin
meningkat sampai 2-6 kali pada janin dengan PJT. Tatalaksana untuk kehamilan
dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang paling efektif sejauh ini,
adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam kondisi terbaiknya dan
meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus dilakukan adalah:
1.
PJT pada
saat dekat waktu melahirkan. Yang harus dilakukan adalah segera dilahirkan
2.
PJT jauh
sebelum waktu melahirkan. Kelainan organ harus dicari pada janin ini, dan bila
kelainan kromosom dicurigai maka amniosintesis (pemeriksaan cairan ketuban)
atau pengambilan sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin dianjurkan.
1)
Tatalaksana
umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan kromosom serta infeksi
dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi disertai dengan nutrisi
yang baik. Apabila istirahat di rumah tidak dapat dilakukan maka harus segera
dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin termasuk diantaranya adalah
melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin menggunakan USG setiap
3-4minggu.
2)
Tatalaksana
khusus : pada PJT yang terjadi jauh sebelum waktunya dilahirkan, hanya terapi
suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu hamil
tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada wanita hamil perokok berat,
penggunaan narkotik dan alkohol, maka semuanya harus dihentikan.
3)
Proses
melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur. Pengawasan
ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah komplikasi setelah
melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi distress janin serta
perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan sebaiknya dilakukan.
Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan meningkat pada PJT karena
umumnya PJT banyak disebabkan oleh insufisiensi plasenta yang diperparah dengan
proses melahirkan.
G. PENCEGAHAN
Beberapa penyebab dari PJT tidak
dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga
rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi yang serius selama kehamilan,
sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari dokternya; makan makanan
yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkotik;
mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan tidur yang cukup.
Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga baik dikonsumsi.
Selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan tatalaksana dari
penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus baik.
H. PENGERTIAN IUFD
Adalah
keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik pada
kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu (Rustam Muchtar,
1998).
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005).
IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000gr).
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono, 2005).
IUFD atau stilbirth adalah kelahiran hasil konsepsi dalam keadaan mati yang telah mencapai umur kehamilan 28 minggu (atau berat badan lahir lebih atau sama dengan 1000gr).
IUFD Adalah
keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian
janin dalam kandungan (KJDK) atau intra uterine fetal deadth (IUFD), sering
dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20
minggu.
Sebelum 20 minggu : Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.Ø Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
Sesudah 20 minggu : Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 mingguØ dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.
Sebelum 20 minggu : Kematian janin dapat terjadi dan biasanya berakhir dengan abortus.Ø Bila hasil konsepsi yang sudah mati tidak dikeluarkan dan tetap tinggal dalam rahim disebut missed abortion.
Sesudah 20 minggu : Biasanya ibu telah merasakan gerakan janin sejak kehamilan 20 mingguØ dan seterusnya. Apabila wanita tidak merasakan gerakan janin dapat disangka terjadi kematian dalam rahim.
I. ETIOLOGI
Penyebab IUFD antara lain:
1.
Faktor
plasenta.
1)
Insufisiensi
plasenta
2)
Infark plasenta
3)
Solusio plasenta
4)
Plasenta
previa
2.
Faktor ibu
1)
Diabetes
mellitus
2)
Preeklampsi
dan eklampsi
3)
Nefritis
kronis
4)
Polihidramnion
dan oligohidramnion
5)
Sifilis
6)
Penyakit
jantung
7)
Hipertensi
8)
Penyakit
paru atau TBC
9)
Inkompatability
rhesus
10) AIDS
11) perbedaan rhesus ibu dengan janin
3.
Faktor
intrapartum
1)
Perdarahan
antepartum
2)
Partus lama
3)
Anastesi
4)
Partus macet
5)
Persalinan
presipitatus
6)
Persalinan
sungsang
7)
Obat-obatan
4.
Faktor janin
1)
Prematuritas
2)
Postmaturitas
3)
Kelainan
bawaan
4)
Perdarahan
otak
5.
Faktor tali
pusat
1)
Prolapsus
tali pusat
2)
Lilitan tali
pusat
3)
Vassa
praevia
4)
Tali pusat
pendek
J. FAKTOR PREDISPOISISI
1.
factor ibu
(High Risk Mothers)
1)
status
social ekonomi yang rendah
2)
tingkat
pendidikan ibu yang rendah
3)
umur ibu
yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun
4)
paritas
pertama atau paritas kelima atau lebih
5)
tinggi dan
BB ibu tidak proporsional
6)
kehamilan di
luar perkawinan
7)
kehamilan
tanpa pengawasan antenatal
8)
ganggguan
gizi dan anemia dalam kehamilan
9)
ibu dengan
riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati.
10) riwayat inkompatibilitas darah janin
dan ibu
2.
factor Bayi
(High Risk Infants)
1)
bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan
congenital
2)
bayi dengan
diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
3)
bayi dalam
keluarga yang mempunyai problema social
3.
factor yang
berhubungan dengan kehamilan
1)
abrupsio
plasenta
2)
plasenta
previa
3)
pre eklamsi
/ eklamsi
4)
polihidramnion
5)
inkompatibilitas
golongan darah
6)
kehamilan
lama
7)
kehamilan
ganda
8)
infeksi
9)
diabetes
10) genitourinaria
K. TANDA DAN GEJALA
1.
Ibu tidak
merasakan gerakan janin
Diagnosis :
Nilai DJJ
Bila ibu mendaptkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
Bila DJJ tidak terdengar, pastikan adanya kematian janin dengan stetoskop ( Doppler).
Bila DJJ baik,berarti bayi tidur.
Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) attau dengan menggoyangkan perut ibu sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan gerakan janin, maka janin dapat dikatakan normal.
Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat disimpulkan adanya gawat janin.
Diagnosis :
Nilai DJJ
Bila ibu mendaptkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
Bila DJJ tidak terdengar, pastikan adanya kematian janin dengan stetoskop ( Doppler).
Bila DJJ baik,berarti bayi tidur.
Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) attau dengan menggoyangkan perut ibu sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai dengan gerakan janin, maka janin dapat dikatakan normal.
Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat disimpulkan adanya gawat janin.
2.
Gerakan
janin tidak dirasakan lagi.
Diagnosis :
Gejala dan tannda selau ada. Gejala dan tanda kadang – kadang ada Diagnosis kemungkinan :
Gerakan janinberkurang atau hilang. Nyeri perut hilang timbul atau menetap
Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu. Syok Uterus tegang / kaku. Gawat janin atau DJJ tidak terdengar. Solusio plasenta, gerakan janin dan DJJ tidak ada Perdarahan Nyeri perut hebat Syok Perut kembung / cairan bebas intra abdominal Kontur uterus abnormal Abdomen nyeri. Bagian – bagian janin teraba. Denyut nadi bu cepat Rupture uteri. Gerakan janin berkurang atau hilang
DJJ abnormal(<100/menit atau >140/ menit) Cairan ketuban bercampur mekonium Gawat janin. Gerakan janin / DJJ hilang Tanda – tanda kehamilan berhenti. Tinggi fundus uteri berkurang. Pembesaran uterus berkurang Kematian janin
Diagnosis :
Gejala dan tannda selau ada. Gejala dan tanda kadang – kadang ada Diagnosis kemungkinan :
Gerakan janinberkurang atau hilang. Nyeri perut hilang timbul atau menetap
Perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu. Syok Uterus tegang / kaku. Gawat janin atau DJJ tidak terdengar. Solusio plasenta, gerakan janin dan DJJ tidak ada Perdarahan Nyeri perut hebat Syok Perut kembung / cairan bebas intra abdominal Kontur uterus abnormal Abdomen nyeri. Bagian – bagian janin teraba. Denyut nadi bu cepat Rupture uteri. Gerakan janin berkurang atau hilang
DJJ abnormal(<100/menit atau >140/ menit) Cairan ketuban bercampur mekonium Gawat janin. Gerakan janin / DJJ hilang Tanda – tanda kehamilan berhenti. Tinggi fundus uteri berkurang. Pembesaran uterus berkurang Kematian janin
L. PENILAIAN KLINIK
Pertumbuhan janin (-),bahkan janin
mengecil sehingga TFU menurun. Bunyi DJJ tidak terdengar dengan stetoskop dan
pastikan dengan Doppler.
Keluhan ibu : Berat badan ibu menurun. Tulang kepala kolaps.
USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda kehidupan. Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.
Komplikasi : Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan cukup lama. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.
Keluhan ibu : Berat badan ibu menurun. Tulang kepala kolaps.
USG : untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukan janin tanpa tanda kehidupan. Pemeriksaan HCG urin menjadi negatif.
Komplikasi : Trauma emosional yang berat menjadi bila watuu antara kematian janin dan persalinan cukup lama. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.
M. DIAGNOSIS
1.
Anamnesis
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2.
Inspeksi
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus.
3.
Palpasi
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
Tinggi fundus > rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakanan janin. Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
4.
Auskultasi
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar DJJ.
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar DJJ.
5.
Reaksi
kehamilan
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan.
6.
Rontgen Foto
Abdomen
Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
Tanda Nojosk : adanya angulasi yang tajam tulang belakang janin.
Tanda Gerhard : adanya hiperekstensi kepala tulang leher janin
Tanda Spalding : overlaping tulang-tulang kepala (sutura) janin
Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri tegak Kepala janin kelihatan seperti kantong berisi benda padat.
7.
Ultrasonografi
Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.
Tidak terlihat DJJ dan gerakan-gerakan janin.
N. PENANGANAN PERTOLONGAN PERTOLONGAN PERSALINAN
IUFD
1.
Penangan umum berikan dukungan emosional pada
ibu
2.
Nilai DJJ
3.
Pilihlah cra
persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputsan diambil.
Bila pilihan penangasalinan adalah akspetif:
Bila pilihan penangasalinan adalah akspetif:
1)
Tunggu
persalinan spontan hingg dua minggu
2)
Yakinkan
bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
3)
Jika
trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan,lakukan penaganan
aktif
4)
Jika
penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks:
5)
Jika serviks
matang, lakukann induksi persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
6)
Jika serviks
belum mtang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter
foley.
Catatan: janagan lakukan amniotomi Karena beresiko infeksi.
Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternative terakhir
Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol: Tempatkan misoprostol 25mcg di puncak vagina, dapat di ulani sesudah 6 jam. Jika tidak ada respon sesudah 2x25mcg misoprotol, naikan dosis menjadi 50mcgmenjadi setiap 6 jam.
Catatan: jangan biarkan lebih dari 50mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis
Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspadai koagulopati. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. Pemerikasaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.
Catatan: janagan lakukan amniotomi Karena beresiko infeksi.
Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternative terakhir
Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol: Tempatkan misoprostol 25mcg di puncak vagina, dapat di ulani sesudah 6 jam. Jika tidak ada respon sesudah 2x25mcg misoprotol, naikan dosis menjadi 50mcgmenjadi setiap 6 jam.
Catatan: jangan biarkan lebih dari 50mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis
Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspadai koagulopati. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. Pemerikasaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan
Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu keadaan
dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.Di klasifikasi
menjadi 3 tipe:simetris,asimetris,dan gabungan keduanya.Etiologinya terdiri
artas faktor ibu,anak dan plasenta. Pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin
terhambat lakukan 28
pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.Adapun manajemennya: Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan pengakhiran kehamilan,Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per abdominam,tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba lahir pervaginam
pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.Adapun manajemennya: Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan pengakhiran kehamilan,Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per abdominam,tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba lahir pervaginam
KJDR
adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan.terjadi
saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500
gram atau lebih. Umumnya, kematian janin terjadi menjelang persalinan saat usia
kehamilan sudah memasuki 8 bulan. Etiologinya: Perdarahan : plasenta previa dan
solusio placenta,Pre eklamsi dan eklamsi ,Penyakit-penyakit kelainan darah
,Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular ,Penyakit-penyakit saluran
kencing,Penyakit endokrin ,Malnutrisi dan sebagainya.Diagnosisnya bisa melalui
IPPA,reaksi kehamilan,Rotgen foto abdomen,USG.
B. SARAN
1. Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan
dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara
dini bila ada kelainan pada janinnya.
2. Bagi petugas kesehatan agar
senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
3. .Bagi teman teman agar
belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
http:/asuhan-kebidanan-pada-iugr-dan-iufd.html diunduh tgl 24 September 2012, 21.10 PM
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar