Daftar Postingan Saya

Kamis, 18 Oktober 2012

Asuhan Kebidanan IV (Patologi) “ Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Patologis dengan Ketuban Pecah Dini “


. ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi) “ Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Patologis dengan Ketuban Pecah Dini “

                                                                








Disusun oleh :
1.   Nurul Istiq Fitriyah                         III B / AKU.11.039
2.   Rina                                               III B / AKU.11.045
3.   Siti Faizah                                      III B / AKU.11.050


AKADEMI KEBIDANAN UNISKA KENDAL
Jalan Soekarno-Hatta No 99 Telp (0294) 381299
2011/2012


KATA PENGANTAR

            Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).

            Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan IV ( Patologi) Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan Patologis dengan Ketuban Pecah Dini. Kami berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memahami serta mendapat pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana isi yang ada dalam makalah ini, sehingga dapat diaplikasikan  untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang kebidanan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.

                                                                                                            Penyusun



DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL..........................................................................................   i
KATA PENGANTAR........................................................................................   ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................   iii

BAB I       PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang..........................................................................  
B.     Rumusan Masalah....................................................................  
C.     Tujuan.......................................................................................  
D.     Manfaat.....................................................................................  
BAB II    TINJAUAN TEORI............................................................................  
A.     Definisi......................................................................................
B.     Faktor Risiko.............................................................................
C.     Cara Menentukan Ketuban Pecah Dini....................................
D.     Pengaruh Ketuban Pecah Dini.................................................
E.     Penilaian Klinik..........................................................................
F.      Diagnosa Potensial...................................................................
G.     Penatalaksanaan......................................................................
BAB III    PENUTUP........................................................................................  
A.  Kesimpulan...............................................................................  
B.  Saran........................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi khorioamnioritis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal, dan menyebabkan infeksi ibu. Menurut EASTMAN insidens PROM (Premature Rupture of the Membrane) ini kira-kira (12 %) dari semua kejadiannya mencapai sekitar (24%).
Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. Salah satu fungsi selaput ketuban adalah melindungi atau menjadi pembatasan dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga mengurangi kemungkinan infeksi. Makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi dalam rahim. Persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi / janin dalam rahim. Oleh karena itu, tata laksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci, sehingga dapat menurunkan kejadian persalinan prematur dan infeksi dalam rahim
Kasus ketuban pecah dini yang kami temukan di lapangan praktek, salah satunya yaitu di RST Ciremai Cirebon yaitu sekitar jumlah dari 60 persalinan. Diantaranya persalinan dengan anemia 30(50 %), persalinan dengan atonia uteri 5 (8,3 %), persalinan sungsang 25 (4,1 %). Untuk itu penulis tertarik untuk membuat laporan khusus tentang persalinan dengan ketuban pecah dini ini untuk dijadikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

B.        RUMUSAN MASALAH
1.   Apa yang dimaksud ketuban pecah dini ?
2.   Apa faktor risiko yang menyertai ketuban pecah dini ?
3.   Bagaimana penatalaksanaan ketuban pecah dini ?
4.   Bagaimana contoh asuhan kebidanan patoogis persalinan dengan ketuban pecah dini ?

C.        TUJUAN
1.    Mahasiswa mampu melakukan pengkajiaan data
2.    Mahasiswa mampu membuat interpretasi data
3.    Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan 7 langkah varney

D.        MANFAAT
Manfaat  yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagi mahasiswa agar dapat menambah pengalaman serta ilmu pengetahuan mengenai asuhan kebidanan patologi.
2.    Bagi institusi agar dapat menjadi tolak ukur dalam pengukuran penilaian pengetahuan mahasiswa
3.    Bagi institusi lahan agar dapat menjadi pacuan dalam pemberian bimbingan pengalaman asuhan dilapangan terhadap para mahasiswa praktikan.


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    DEFINISI
Ketuban pecah dini (KPD), yaitu suatu keadaan saat kehamilan dimana terjadi keluarnya cairan ketuban sebelum memasuki masa persalinan. Keadaan ini dapat berisiko menimbulkan infeksi pada janin maupun terjadi kelahiran yang premature. Ketuban Pecah Dini (KPD) atau spontaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi pada kurang dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Untunglah karena adanya antibiotik spektrum luas, maka hal ini dapat ditekan.Sampai saat ini masih banyak pertentangan mengenai penatalaksanaan KPD yang bervariasi dari doing nothing sampai pada tindakan yang berlebihan.Insidens KPD terjadi kira-kira 6-10% dari semua kehamilan.
1.    Selaput janin dapat robek dalam kehamilan:
1)    Spontan karena selaputnya lemah atau kurang terlindung karena cervix terbuka (cervix yang inkompelent).
2)    Karena trauma, karena jatuh, coitus atau alat-alat.
3)    Insiden menurut Eastman kira-kira 12% dari semua kehamilan.
2.    Gejala
1)    Air ketuban mengalir keluar, hingga rahim lebih kecil dari sesuai dengan tuanya kehamilan konsistensinya lebih keras.
2)    Biasanya terjadi persalinan
3)      Cairan: hydroohoea amniotica

B.    FAKTOR RISIKO
1)    Kehamilan multiple : kembar dua (50 %), kembar tiga (90 %).
2)    Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4 x
3)     Tindakan senggama : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika hygiene buruk, predisposisi terhadap infeksi.
4)    Perdarahan pervaginaan : trimester pertama (risiko 2 x), trimester kedua / ketiga (20 x)
5)    Bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7 %)
6)    PH vagina diatas 4,5 : risiko 32 % (vs. 16 %)
7)    Serviks tipis/ kurang dari 39 mm : risiko 25 % (vs 7 %)
8)    Flora vagina abnormal : risiko 2-3 x Fibronectin > 50 mg/ ml : risiko 83 % (vs 19 %.
9)    Kadar CRH (corticotropoin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
10) Volume air ketuban yang terlalu banyak
11) Gejala otot-otot mulut rahim yang melemah

C.   CARA MENENTUKAN KETUBAN PECAH DINI
1)    Adanya  cairan berisi mekoneum, verniks koseso, rambut lanugo dan kadang kala berbau kalau sudah infeksi
2)    Inspekula : lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis serisis dan bagian yang sudah pecah.
3)     Lakus (litmus)
a)    jadi biru (basa)……….air kertuban
b)       jadi merah (asam)……….air kemih (urine)
4)    Pemeriksaan pH forniks posterior pada prom [H adalah basis (air ketuban)
5)      Pemeriksaan hispatologi air (Ketuban)
6)    Abozination dan sitologi air ketuban. (TAILOR)

D.   PENGARUH KETUBAN PECAH DINI
1.    Pengaruh terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intrauterine lebih duluan terjadi (amnionitis,Vakulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas perinatal.
2.    Pengaruh terhadap ibu
Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai :
1)    Infeksi intrapartal apalagi bila terlalu sering di periksa dalam
2)     Infeksi peurperalis (nifas)
3)    Peroitonitis dan septikemi.
4)    Dry-labor
5)    Ibu akan jadi lelah, lelah terbaring di tempat tidur, partus akan jadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat, dan nampak gejala-gejala infeksi. Jadi akan meninggikan angka kematian dan angka mobilitas pada ibu.

E.    PENILAIAN KLINIK
1.    Tentukan pecahnya selaput ketuban. Di tentukan dengan adanya cairan ketuban dari  vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan test lakmus (mitrazin test) merah menjadi biru, membantu dalam menentukan jumlah cairan ketuban dan usia kehamilan, kelainan janin.
2.    Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan USG
3.    Tentukan ada tidaknya infeksi :suhu ibu lebih besar atau sama dengan 38oC, air ketuban yang keluar dan berbau, janin mengalami takhikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterine
4.    Tentukan tanda-tanda inpartu: kontraksi teratur, periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (erminasi kehamilan) antara lain untuk menilai skor pelvik. (ACUAN  PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL)

F.    DIAGNOSA POTENSIAL
1.    Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang mendekati Aterm dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini biasanya 80-90 % akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu dipertimbangkan pada ketuban pecah dini :
2.    Ketuban pecah dini penyebab pentingnya persalinan premature dan prematuritas janin.
3.    Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan dilakukan setelah 24 jam onset.
4.    Insiden prolaps tali pusat (cord prolapse) akan meningkat bila dijumpai adanya malpresentasi.
5.    Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour atau persalinan menyebabkan dry labour atau persalinan kering.
6.    Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khusus pada kasus oligohidramnion.

G.   PENATALAKSANAAN

KETUBAN PECAH
LEBIH DARI SAMADENGAN 37 MINGGU
INFEKSI
TIDAK ADA INFEKS
INFEKSI
TIDAK ADA INFEKS
-          Berikan Penisilin, Gentamisin Dan Metronidazol

-          Lahirkan Bayi

Amoksilin + Eritromisin untuk 7 hari



Steroid untuk pematangan paru
Berikan Penisilin  Gentanisin Dan Metronizadol



Lahirkan Bayi
Lahirkan Bayi Berikan Penisilin  atau Ampicilin
Anti biotika setelah persalinan
Profilaksi
Infeksi
Tidak ada infeks
Stop antibiotika
Lanjutkan untuk 24-48 jam setelah bebas panas
Tidak perlu antibiotic






H.   CONTOH ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS DENGAN KETUBAN PECAH DINI

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS DENGAN KETUBAN PECAH DINI TERHADAP Ny. A. R.  DI BPM AS-SYIFA

                                     
A.   DATA SUBYEKTIF
1.  Identitas
Nama Istri          :   Ny. A. R.
Umur                  :   24 Tahun
Agama               :   Islam
Suku                  :   Jawa
Pendidikan         :  SMA
Pekerjaan          :   IRT
Alamat               :  Jln. Bumi Manti No. 40 Metro
Nama Suami      :   H. S. 
Umur                 :   27 Tahun
Agama               :   Islam
Suku                  :   Jawa
Pendidikan        :   SMA
Pekerjaan           :   POLRI
Alamat               :   Jln. Bumi Manti No. 40 Metro



2.  Keluhan utama
Ibu mengatakan dirinya hamil anak ke-2, tidak pernah keguguran, usia kehamilan 9 bulan, mengeluh nyeri perut bagian bawah. Dari vagina keluar lendir berwarna kecoklatan bercampur darah dan air  sejak pukul 13.00 WIB

3.  Tanda-tanda persalinan
     Ibu datang pukul 20.00 WIB, his jarang, mengeluarkan lendir agak kecoklatan, air ketuban sudah tidak ada.

4.  Masalah-masalah khusus.
Tidak mengalami kelainan yaitu air ketuban pecah sebelum waktunya, yang akan beresiko terhadap infeksi.

5.  Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat haid         
Menarche : 13 tahun
SikluS       :  28 hari
Lamanya  :  5-7 hari
Keluhan    :  tidak ada
Jumlah     :  2-3 kali ganti pembalut
HPHT       : 14-12-2006
HPL          :  21-9-2007

6.  Pemeriksaan kehamilan
a. Trimester I
ANC                : 2x di bidan
Keluhan           : tidak ada
Anjuran            : banyak istirahat
Terapi              : berikan ibu vitamin C
b.  Trimester II
ANC                : 2x di puskesmas
Keluhan           : ibu sering mengalami nyeri perut
Anjuran            : ANC secara teratur
Terapi              : berikan ibu tablet Fe 1x 1 Tab/hari
c.  Trimester III
ANC                : 2 x di bidan
Keluhan           : ibu sering BAK
Anjuran            : ANC secara teratur
Terapi              : berikan ibu tablet Fe 1x 1 Tab/hari

7.  Riwayat Hamil, Bersalin dan Nifas yang Lalu
Hamil ke-
Tahun lahir
Lama dan jenis persalinan
Penyulit komplikasi
Penolong dan tempat
BB/PB
Keadaan anak
I
2000
12 jam spontan pervaginam
Tidak ada
Bidan BPS
3000 gr/ 52 cm
Sehat

II

Hamil sekarang
2003

2007
12 jam spontan pervaginam
Tidak ada
Bidan BPS
2800 gr/ 50 cm
sehat

8.  Riwayat immunisasi
a.  TT I      : usia kehamilan 4 bulan di bidan A
b.  TT II      : usia kehamilan 5 bulan di bidan A

9.  Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir
Ibu merasa gerakan janin sangat kuat

         10. Pola kebiasaan sehari-sehari
a. Nutrisi    
1). Sebelum hamil : ibu makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi, 1 potong lauk, 1 mangkuk sayur, serta minum 7-8 gelas / hari.
2). Sesudah hamil  : ibu mengatakan pada awal kehamilan, ibu kurang nafsu makan, karena sering merasa mual pada pagi hari.
b. Eliminasi
1). Sebelum hamil      : BAB : 1-2 X sehari
BAK : 2-6 X sehari
2). Sesudah hamil       : BAB : 1X sehari
                                      BAK : 8-9 X sehari
      
c. Istirahat dan tidur
1). sebelum hamil        :  ibu tidur malam 7-8 jam /hari, tidur siang 2 jam
2). setelahah hamil   : ibu mengatakan kurang bisa tidur, karena pegal pada pinggang, nyeri menjalar ke perut bagian bawah, dan sering BAK

11.  Psikologis  
       Ibu tampak gelisah dan cemas mengahadapi persalinan

B.  DATA OBYEKTIF
1.    Keadaan umum     : baik
Kesadaran             : composmentis

2.    Pemeriksaan tanda-tanda vital
     TD             : 110/70 mmHg
     Suhu          : 36o C       
      Nadi          : 82 X/menit         
      RR            : 22 X/menit

3.    Berat badan ibu
 Sebelum hamil           : 48 kg
 Setelah hamil : 59 kg
  Kenaikan       : 11 kg
  Tinggi badan ibu        : 157 cm

4.    Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a.    Rambut       : warna hitam, bersih, tidak rontok
b.    Mata           :kanan kiri simetris, ikterik, fungsi penglihatan baik,   konjungtiva agak                   pucat
c.    Muka          : bentuk simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
d.    Hidung        : bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada pembesaran polip, fungsi penciuman norma, simetris, tidak ada polip.
e.    Mulut dan gigi         : bentuk simetris, tidak ada caries maupun samotis, keadaan mulut bersih, fungsi pengecapan baik, kebersihan cukup, tidak ada caries.
f.     Telinga          :   bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik.
g.    Leher             :   tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembersaran vena jugularis.
h.    Dada              :   bentuk dada simetris kanan kiri, pergerakan nafas teratur,
i.      Payudara   :   membesar simetris kanan kiri, putting susu menonjol, hyperpigmentasi, tidak ada bekas luka operasi.
j.      Perut              :   bentuk simetris, pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, letak memanjang, tidak ada bekas luka operasi.
k.    Punggung            :   keadaan lordisis, Michaelis simetris.
l.      Genetalia             :   tidak ada haemaroid.
m.   Ekstremitas         : 
a)      atas                  :   bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema.
b)      bawah              :   bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada oedema.

5.    Palpasi
a.    Leopaold I    :   TFU : 29 cm
                        TBJ  : (29-11) x 155 = 2790 gr
b.    Leopaold II   :   Bagian kiri teraba bulat, lebar dan keras yang berarti punggung dan kanan teraba bagian-bagian kecil anak
c.    Leopaold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting yang berarti kepala
d.    Leopaold VI :  bagian bawah janin sudah masuk PAP / konvergen. Konvergen 4/5

6.    Auskultasi
DJJ terdengar jelas di bawah pusat sebelah kiri dengan frekuensi 134x/menit teratur

7.    Perkusi
Reflek platena (+) ada

8.    Pemeriksaan dalam jam 22.00 WIB
a.     Vulva / vagina     : Slym ada        
b.    Dinding vagina   : teraba ruggae, tidak ada benjolan
c.    Promantorium     : tidak teraba
d.    Partio                   : tipis, pembukaan 3 cm
e.    Ketuban              : tidak ada/segatif
f.     Presentasi            : kepala
g.    Penurunan           : hodge I, 4/5
h.    HIS                     : ada, (2x setiap 10 menit)
i.       Lama                   : 20 detik, Kekuatan < 20-40 detik



C.   ASSESMENT
1.    Diagnosa Kebidanan
Ibu G3P2A0 hamil 36 minggu, janin hidup, tunggal, intrautrei, letak memanjang, presentasi kepala posisi puki, inpartu kala I (fase laten) dengan KPD. Sejak pukul 13.00 ketuban (-). Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah.
2.    Dasar
a.    Subyektif
·         Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga
·         Ibu mengatakan belum pernah keguguran
·         Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng mengeluarkan rembesan air ketuban dari jalan lahir
·         Ibu mengatakan cemas karena ketuban sudah pecah, tetapi bayi belum juga lahir.
b.    Obyektif
·         Palpasi
Leopaold I    :   TFU : 29 cm
                                    TBJ  : (29-11) x 155 = 2790 gr
Leopaold II   :   Bagian kiri teraba bulat, lebar dan keras yang berarti punggung dan kanan teraba bagian-bagian kecil anak
Leopaold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting yang berarti kepala
Leopaold VI :  bagian bawah janin sudah masuk PAP / konvergen. Konvergen 4/5.
·         Auskultasi
DJJ terdengar jelas di bawah pusat sebelah kiri dengan frekuensi 134x/menit teratur.
·         HIS
 Ada, 2x setiap 10 menit
Lama 20 detik kekuatan 20-40 detik

·         Pemeriksan dalam
Vagina             : Tidak ada kelainan rektokel dan sistokel
Portio               : searah jalan lahir
  Konsistensi lunak
Pembukaan    : 3 cm
Pendataran     : 30%
Ketuban           : (-) warna kecoklatan , sejak pukul 13.00 WIB
Presentasi       : kepala
Penunjuk         : UUK
Penurunan      : Hodge 1
D.   PLANNING
1.    Mengkaji tanda – tanda vital ibu
Evaluasi : Ibu mengerti tanda-tanda vital ibu
TD                               : 110/70 mmHg
Nadi                             : 80x/menit
 RR                              : 20x/menit
Suhu                            : 36,80C

2.      Menjelaskan kondisi ibu dan janin
Evaluasi : Ibu mengerti kondisi ibu dan janin

3.    Menjelskan kolaborasi dengan dokter Sp.OG
Evaluasi : Ibu mengerti bahwa tindakan yang didapatkannya  merupakan hasil    dari Berah kolaborasi dengan dokter Sp.oG

4.    Melakukan informed consent kepada keluarga ibu untuk persetujuan tindakan
Evaluasi : telah dilakukan informed consent , dan keluarga setuju untuk tindakan yang akan Diberikan kepada ibu .

5.    Memberitahu ibu untuk puasa minimal 6 jam sebelum operasi dilaksanakan
Evaluasi : ibu mengerti manfat puasa minimal 6 jam sebelum operasi

6.    Memberi dukungan psikologi kepada ibu
Evaluasi : ibu mendapat dukungan psikologi

7.    Melakukan pemeriksaan lab , meliputi darah dan urine
Evaluasi : ibu telah dilakukan pemeriksaan laboratorium

8.    Menjaga personal hygiene ibu
Evaluasi : ibu mengerti manfaat menjga personal hygiene ibu

9.    Mencukur bulu pubis ibu
Evaluasi : .  ibu telah dilakukan pencukuran pada bulu pubisnya

10.  Memasang infuse dan dower sesuai prosedur dan untuk persipan operasi
Evaluasi : ibu mengerti manfaat pemasangan infus dan dower cateter

11.  Melakukan skin test antibiotic sesuai saran dokter
Evaluasi : ibu mengerti manfaat skintest

12.  Berkolaborasi dengan tim resusitasi
Evaluasi : ibu mengerti bahwa tindakan yang dilakukan pada bayinya berkolaborasi dengan tim Resusitasi


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu.Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin
.
B.    SARAN
1.       Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan dalam penatalaksanaan pertolongan persalinan dengan ketuban pecah dini.
2.       Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan dalam pembuatan pendokumentasian persalinan dengan ketuban pecah dini.
3.       Bagi tenaga kesehatan agar lebih menambah pengalaman dalam upaya meningkatkan profesional kerja dalam hal pertolongan persalinan patologi.
.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JNPK. 2002. Jakarta

Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2003. Jakarta: YBP-SP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar