ASUHAN KEBIDANAN
IV (PATOLOGI)
Dosen Pengampu :
Hj. Masruroh, S.SiT. MKes
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV (Patologi) Penyakit yang Menyertai
Kehamilan dan Persalinan “ Penyakit Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius “
Disusun oleh :
1. Nurul Istiq
Fitriyah III B / AKU.11.039
2. Rina III B / AKU.11.045
3. Siti Faizah III B / AKU.11.0
AKADEMI
KEBIDANAN UNISKA KENDAL
Jalan Soekarno-Hatta No 99 Telp (0294) 381299
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan
luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan Patologi kelainan dalam lamanya
kehamilan mengenai Penyakit yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan “
Penyakit Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius “. Selain itu penyusun
berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi
perkuliahan ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah
SWT memberkati kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................
A.
Penyakit Hepatitis
B.
Infeksi Traktus
Urinarius..........................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya adalah Penyakit Hepatitis
dan Infeksi Traktus Urinarius, dimana semuanya ini merupakan
penyakit berbahaya yang harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan
berbagai macam cara penularan, faktor penularan dan media penularan yang sangat akrab
dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa memahami
danmengerti tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan
tersebutpada ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia
kerja dengan maksudmengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari
penyakit yang membahayakan tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyakit infeksi yang menyertai kehamilan khususnya Penyakit
Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius?
2. Apa pengaruh penyakit infeksi yang menyertai
kehamilan khususnya Penyakit
Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius ?
3. Apa Intervensi dan pencegahan yang bisa dilakukan
oleh bidan mengenai Penyakit
Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
memberikan informasi tentang Penyakit Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius
2.
Untuk pengaruh Penyakit Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius
3.
Untuk mengetahui Intervensi dan pencegahan
yang bisa dilakukan oleh bidan mengenai Penyakit Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius
D.
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan gambaran tentang
Penyakit
Hepatitis dan Infeksi Traktus Urinarius.
2. Sebagai bahan masukan untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman tentang Penyakit Hepatitis dan Infeksi
Traktus Urinarius
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
HEPATITIS
1.
Definisi
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai
sebab. Hepatitis yang berlangsungkurang dari 6 bulan disiebut hepatitis akut,
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulandisebut hepatitis kronis.
Penyebabnya dapat berbagai macam mulai dari virus sampai denganobat-obatan,
termasuk obat tradisional. Beberapa peneliti mengatakan bahwa di negarasedang
berkembang, wanita hamil lebih mudah terkena hepatitis virus, hal ini
erathubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik.
2.
Klasifikasi
1) Hepatitis A Biasanya muncul antara 2-6 minggu, seperti gejala flu,
mual, diare, demam yang tinggi,kepucatan, lemah, lesu, pusing, bagian bola mata
dan kulit menjadi kekuningan, tinja pucat,dan erut sebelah kanan atas terasa
sakit.
2) Hepatitis BHepatitis B ini dapat
terjadi sejak bayi baru lahir sampai usia remaja. Bayi baru lahirdapat
terjangkit Hepatitis B . bila ibu terjangkit Hepatitis B, sehingga penularan
terjadi padamasa kehamilan, biasanya gejala klinis tidak langsung terjadi,
sehingga keluarga tidak mengetahui anaknya menderita Hepatitis B.
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A.Penularan biasanya terjadi
diantara para pemakai obat yang menggunakan jarumsuntik bersama-sama, atau
diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun priahomoseksual).
3) Hepatitis CVirus ini di akibatkan
tranfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkanmelalui pemakai
obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularanmelalui
hubungan seksual.
3.
Infeksi
Hepatitis pada kehamilan
Pengaruh hepatitis virus pada ibu hamil adalah
meningkatkan angka kejadian abortus,partus prematums, dan perdarahan. Risiko
bagi janin dalam kandungan adalah prematurus,kematian janin dan penularan
hepatitis virus. Kelainan kongenital pada janin belum pernah
dilaporkan.
Transmisi virus hepatitis dari ibu ke anak dapat
terjadi transplasental, melaluikontak dengan darah atau tinja ibu waktu
persalinan, kontak yang intim antara ibu dan anak setelah persalinan, atau
melalui air susu ibu.
4.
Penanganan dan pengobatan
Terhadap bayi baru lahir dari ibu penderita hepatitis
virus B, imunisasi pasif denganmenggunakan Immunoglobulin Hepatiti B (HBIG)
diberikan untuk mendapatkan antibody secepatnya guna memerangi virus hepatitis B yang masuk, selanjutnya disusul
dengan imunisasi
aktif dengan memakai vaksin. HBIG diberikan selambat-lambatnya 24 jam
pascapersalinan, kemudian vaksin Hepatitis B diberikan selambat-lambatnya 7
hari pascapersalinan.
Dianjurkan HBIG dan'vaksin Hepatitis B diberikan
segera setelah persalinan(masing-masing pada sisi yang berlawanan) untuk
mencapai efektivitas yang lebih tinggi.Dosis HBIG yang dianjurkan adalah 0,5 ml
IM waktu lahir sedangkan untuk vaksin dariMSD misalnya diberikan 10 ug (0,5 ml)
IM.
5.
Penatalaksanaan
1) Istirahat, diberi nutrisi dan cairan yang cukup, bila perlu IV
2) solasi cairan lambung dalam atau cairan badan lainnya dan ingatkan
tentang pentingnya janin dipisahkan dengan ibunya
3) Periksa HbsAg
4) Kontrol kadar
bilirubun, serum glutamic oksaloasetik transaminase (SGOT), serum glutamic
piruvic transaminase (SGPT), factor pembekuan darah, karena kemungkinan telah
ada disseminated intravaskular coagulapathy (DIC)
5) Cegah penggunaan obat-obat yang bersifat hepatotoksik
6) Pada ibu yang
HbsAg positif perlu diperiksa HbsAg anak karena kemungkinan terjadi penularan
melalui darah tali pusat
7) Tindakan operasi seperti SC akan memperburuk
prognosis ibu
8)
Pada bayi yang baru dilahirkan dalam 2x24 jam diberi suntikan anti
hepatitis serum.
B. TRAKTUS URINARIUS
1. Definisi
Infeksi saluran kencing merupakan komplikasi medik
utama pada wanita hamil.Sekitar 15 % wanita mengalami satu kali serangan akut
infeksi saluran kencing selama hidupnya.
Infeksi saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak yang ditimbulkan
antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur, dan bayi berat lahir
rendah(BBLR).
2. Etiologi
Pada wanita hamil memiliki
peluang lebih tinggi lagi untuk terserang infeksi saluran kencing tersebut.
telah terjadi perubahan-perubahan baik secara anatomik maupun fisiologik maka
sistem saluran kemih pada ibu hamil rawan terjadi infeksi. Pada wanita hamil
terjadi penurunan tonus dan aktifitas otot-otot ureter yang berakibat
terjadinya penurunan kecepatan pengeluaran urin melalui system pengumpul urin.
Ureter bagian atas dan pelvis renal mengalami dilatasi dan menyebabkan
terjadinya hidronefrosis fisiologis pada kehamilan.
Hidronefrosis ani adalah
akibat pengaruh progesterone terhadap tonus otot dan peristaltic, dan yang
paling penting adalah akibat obstuksi mekanik oleh uterus yang membesar. Juga
didapatkan perubahan pada kandung kemih termasuk penurunan tonus, peningkatan
kapasitas, dan pengosongan kandung kemih yang tidak sempurna. Selain itu terjadi peningkatan pH urin selama kehamilan memudahkan
pertumbuhan bakteri. Ini semua merupakan predisposisi terjadinya infeksi
saluran kemih pada ibu hamil.
Infeksi saluran kencing merupakan jenis infeksi
nosokomial yang paling sering terjadisekitar 40 % dari seluruh infeksi pada
Rumah sakit setiap tahun nya. Organisme yangmenyerang bagian tertentu sistem
urine menyebabkan infeksi pada saluran kencing yaituginjal (pielonefrirtis),
kandung kemih (sistitis), atau urine (bakteriuria).
Salah satu penyebaran
organisme nya dapat melalui penggunaan kateter dalam jangka pendek. Resikoyang
lebih besar lagi bisa terjadi pada penggunaan kateter yang lebih lama. Apabila
urinedibiarkan mengalir ke tempat / kantong pengumpulan yang terbuka, seluruh
pasien akanmenyebarkan bakteri dalam 4 hari (dengan gejala / tanpa gejala).
3. Pathogenesis
Kebanyakan infeksi traktus urinarius disebabkan oleh
bakteri gram negatif, terutama Escercacoll,
spesies pseudomonas dan organisme yang berasal dari kelompok Enterobakter.Kebanyakan organisme– organisme tersebut
adalah Eskerisiacoli, infeksi jamur, misalnyaspesies kandida, yang meningkat
bersamaan dengan munculnya HIV / AIDS.
4. Klasifikasi
Ada peningkatan penderita bakteri uria tanpa gejala
pada wanita yang pernahmenderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita
dengan gejala salsabit. Beberapapeneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian
bakteri uria ini dengan peningkatan kejadiananemia dalam kehamilan, persalinan
premature, gangguan pertumbuhan janin dan pre-eklampsia. Oleh karena itu pada
wanita hamil dengan bakteri uria harus diobati denganseksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan
pemeriksaan beberapakali.
5. Pemeriksaan Infeksi Traktus
Urinarius
Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium urin
secara mikroskopik
tanpa peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, bakteri dan spesimen
urin.Untuk menghindari kontaminasi, spesimen urin diambil dari aliran tengah
(mid-stream)setelah daerah genetalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Dan
kultur bakteri, tes kepekaanantibiotika bila di mungkinkan sebaiknya diperiksa.
6. Tingkatan
perjalanan infeksi saluran kemih:
a. Bakteriuria Asimtomatik
kondisi ini mengacu pada perkembangan bakteri yang terus-menerus
secara aktif di dalam saluran kemih tanpa menimbulkan gejala. Insiden selama kehamilan bergantung pada paritas, ras dan status social
ekonomi.
Penatalaksanaan bakteriuri asimtomatik pada
kehamilan secara keseluruhan meliputi 3 tahap,yaitu:
a) Diagnose awal dan konfirmasi infeksi atau penapisan.
Penapisan dilakukan dengan
kultur urin pada trimester pertama. Bakteri uria biasanya sudah ada pada saat
kunjungan pranatal I dan setelah biakan urin awal yang negatif, wanita yang
mengalami infeksi saluran kemih jumlahnya 1 % atau kurang.
b) Pemberian
terapi
Terapi selama 10 hari dengan makrokristal
nitrovurantoin 100 mg/hari terbukti untuk sebagian besar wanita. Regimen lain adalah amphicilin, amoksisilin, chefalosporin, nitrofurantoin, atau
sulfonamide 4 X sehari selam 3 hari.
c) Tindak lanjut /
follow up
Setelah pengobatan selesai diberikan maka
kultur ulang harus dilakukan lagi untuk melihat apakah eradikasi bakteri
berhasil. Bila pasien menunjukkan tanda-tanda sepsis, muntah dan kemungkinan
terjadi dehidrasi dan kontraksi uterus maka penderita harus dirawat di rumah
sakit.
b. Pielonefritis Akut
Infeksi ginjal merupakan penyulit medis paling serius pada
kehamilan, terjadi pada sekitar 2 % wanita hamil. Adanya bakteriuri asimtomatik
merupakan faktor besar yang mempengaruhi terjadinya pielonefritis akut pada
kehamilan. Keseriusan pielonefritis akut selama kehamilan merupakan penyebab
utama syok septic selama kehamilan.
Infeksi ginjal lebih sering terjadi setelah pertengahan kehamilan,
pada lebih dari separuh kasus penyakitnya unilateral dan di sisi kanan,
sedangkan pada ¼ bilateral. Pada sebagian besar wanita, infeksi disebabkan oleh
bakteri yang naik dari saluran kemih bawah.
c. Pielonefritis Kronik
Penyakit ini
adalah suatu nefritis interstisial kronik yang diperkirakan disebabkan oleh
infeksi bakteri. Pada banyak kasus, terjadi pembentukan jaringan parut klasik
yang terdeteksi secara radiologis dan disertai refluks ureter selagi berkemih
oleh karenanya penyakit ini juga disebut sebagai nefropatirefluks. Pada kasus
lanjut, yang muncul adalah gejala insufisiensi ginjal. Patogenesis penyakit ini
masih belum jelas tetapi tampaknya bukan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri
persisten.
Prognosis pada ibu dan
janin bergantung pada luas kerusakan ginjal. Gangguan fungsi ginjal dan
pembentkan jaringan parut ginjal bilateral berkaitan dengan peningkatan
penyulit pada ibu, apabila pielonefritit kronik lainnya mengalami penyulit
bakteri uria selama kehamilan, dapat terjadi pielonefritit akut yang akan
memperparah keadaan. Hampir seluruh wanita dengan pembentukan jaringan parut
ginjal akibat infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanak akan mengalami
bakteri uria saat hamil.
d.
7. Gambaran Klinis
Gejala meliputi demam,
menggigil hebat, dan nyeri tumpul di salah satu atau kedua regio lumbal. Pasien
mungkin mengalami anoreksia, mual dan muntah. Perjalanan penyakit dapat
hipotermia sangat bervariasi dengan demam sampai setinggi 40 C. rasa nyeri biasanya sampai 34 C dapat
ditimbulkan dengan perkusi disalah satu atau kedua sudut costovertebra. Sedimen
urin sering mengandung banyak leukosit, seringkali dalam gumpalan-gumpalan dan
banyak bakteri.
Kreatinin plasma harus diukur pada awal terapi.
Kreatinin plasma harus diukur pada awal terapi.
Pielonefritis akut pada sebagian wanita hamil
menyebabkan penurunan pada laju filtrasi glomerulus yang bersifat reversible.
Wanita dengan pielonefritis ante partum mengalami insufisiensi pernafasan
dengan derajat bervariasi akibat cidera alveolus dan edema paru yang dipicu
oleh endotoksin. Pada sebagian wanita cidera parunya parah sehingga menimbulkan
syndrome gawat nafas akut.
memastikan bahwa pemberian terapi antimikroba pada wanita ini diikuti oleh peningkatan aktifitas uterus. Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan endotoksin. Hemolisis akibat endotoksin juga sering terjadi, dan sekitar 1/3 dari wanita ini mengalami anemia akut.
memastikan bahwa pemberian terapi antimikroba pada wanita ini diikuti oleh peningkatan aktifitas uterus. Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan endotoksin. Hemolisis akibat endotoksin juga sering terjadi, dan sekitar 1/3 dari wanita ini mengalami anemia akut.
8. Penatalaksanaan
Hidrasi intra vena agar
produksi urin memadai merupakan hal yang esensial. Keluaran urin, tekanan darah
dan suhu dipantau secara ketat. Demam tinggi harus diatasi, biasanya dengan
selimut pendingin.
Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi intravenal dan terapi antimikroba.
Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi intravenal dan terapi antimikroba.
Pemberian antibiotic
adalah golongan penisilin dengan sprektum luas (piperasilin, mezlosilin,
tikarsilin/asam klavilanik) atau sefalosforin sprektum luas ( sefotaksim,
sefrisoksim, seftriakson) atau aztreonam atau aminoglikosida.
Gejala klinis umumnya reda
dalam 2 hari setelah terapi, tetapi walaupun gejala cepat menghilang dianjurkan
agar terapi dilanjutkan hingga 7-10 hari. Apabila biakan urin selanjutnya
memberikan hasil positif diberikan nitrofurantoin 100 mg sebelum tidur selama
sisa kehamilan.
9. Penatalaksanaan Rawat Jalan
Tidak ada
perbedaan bermakna dalam respon klinis atau hasil kehamilan antara pasien rawat
inap dan rawat jalan. Semua wanita dalam uji ini mendapat dua dosis ceftriakson
IM 1 gr di RS dengan selang 24 jam sebelum mereka yang dimasukan kekelompok
rawat jalan diperbolehkan pulang. Dalam hal ini diperlukan evaluasi ketat
sebelum dan setelah pemulangan dari RS.
Penatalaksaan Bagi Mereka Yang Tidak Berespon
Apabila perbaikan klinis belum tampak jelas dalam 48-72 jam, wanita tersebut perlu pemeriksaan obstruksi saluran kemih, untuk mecari ada tidaknya dipensi abnormal pada ureter atau pielokaliks.
Pemasangan doble-J steent diureter akan mengatasi obstruksi pada sebagian besar kasus. Apabila gagal dilakukan nefrostomi perkutanium. Apabila gagal juga perlu dilakukan pengeluaran batu ginjal secara bedah agar infeksi reda.
Apabila perbaikan klinis belum tampak jelas dalam 48-72 jam, wanita tersebut perlu pemeriksaan obstruksi saluran kemih, untuk mecari ada tidaknya dipensi abnormal pada ureter atau pielokaliks.
Pemasangan doble-J steent diureter akan mengatasi obstruksi pada sebagian besar kasus. Apabila gagal dilakukan nefrostomi perkutanium. Apabila gagal juga perlu dilakukan pengeluaran batu ginjal secara bedah agar infeksi reda.
Tindak
Lanjut
Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urin, pasien sebaiknya diberi nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur sampai selesai hamil.
Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urin, pasien sebaiknya diberi nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur sampai selesai hamil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seorang ibu hamil harus merawat kehamilannya sejak
dini dengan memeriksakan diri secara teratur ke dokter dan atau tenaga medis
yang berkompeten, menjaga kebersihan dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Karena gizi ibu hamil, kebersihan dan pemeriksaan teratur (Ante natal care)
mempunyai peranan penting tidak saja agar proses kelahiran mudah, tetapi yang
lebih penting lagi adalah bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat.
Kondisi kehamilan dapat terpengaruh beberapa keadaaan, antara lain adalah penyakit infeksi.
Kondisi kehamilan dapat terpengaruh beberapa keadaaan, antara lain adalah penyakit infeksi.
Beberapa penyakit infeksi yang didapat, terutama pada
kehamilan dini bisa menyebabkan terjadinya keguguran dan dampak yang serius
pada janin, sehingga dapat menimbulkan kelainan-kelainan dan cacat pada bayi
yang dilahirkan.
Penyakit Varicella Cytomegalovirus, Herpes
simplex virus pada kehamilan menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi, berkisar
antara 5,5-8,4 %. sehingga sulit kiranya dipisahkan antara penyebab penyebab
penyakit beberapa jenis virus tersebut.
Selain
dapat menyebabkan komplikasi yang bermacam-macam pada janin, infeksi TORCH
merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas pada wanita. Telaah ari
kajian klinis menyatakan bahwa prevalensi infeksi toxoplasma pada infertilitas
mempunyai rentang berkisar antara 7-18%, dan secara umum infeksi ini bertambah
dengan makin bertambahnya unur penderita.
B. SARAN
1. Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan
dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara
dini bila ada kelainan pada janinnya.
2. Bagi petugas kesehatan agar
senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
3. .Bagi teman teman agar
belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan profesional
DAFTAR PUSTAKA
diunduh tanggal
23 September 2012 17.11 WIB
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/gynecology/2062360-infeksi-yang-menyertai-
hamil/ diunduh tanggal 23 September 2012
17.30 WIB
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar