KESEHATAN REPRODUKSI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan
Reproduksi Skrining Keganasan dan Penyakit Sistemik “ Tumor Jinak dan Ganas
Serviks “
Dosen Pengampu : Hj. Siti Rochwati,
S.SiT
Disusun oleh :
Kelompok 3
Kelas : III B
1. Dewi Wulansari AKU.11.010
2. Iswi Dewi Kumala AKU.11.0
3. Nur Latifah AKU.11.037
4. Nurul Istiq Fitriyah AKU.11.039
5. Puji Ratnasari AKU.11.041
6. Renita AKU.11.043
7. Siti
Nurjanah AKU.11.04
8. Syaras Setiawati AKU.11.04
9. Zuhrotun Nisa’ AKU.11.0
AKADEMI KEBIDANAN UNISKA
KENDAL
Jalan Soekarno-Hatta No
99 Telp (0294) 381299
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kesehatan Reproduksi Skrining
Keganasan dan Penyakit Sistemik “ Tumor Jinak dan Ganas Serviks “
Penyusun
berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Kesehatan Reproduksi Skrining
Keganasan dan Penyakit Sistemik “ Tumor Jinak dan Ganas Serviks “. Kami berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memahami serta mendapat pengetahuan yang lebih
baik, sebagaimana isi yang ada dalam makalah ini, sehingga dapat
diaplikasikan untuk mengembangkan
kompetensi dalam bidang kebidanan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis
mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat
bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati
kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................
A.
Definisi......................................................................................
B.
Etiologi......................................................................................
C.
Tes Skrining..............................................................................
D.
Tanda dan Gejala
E.
Klasifikasi Klinis........................................................................
F.
Terapi........................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Leher
Rahim adalah bagian dari sistim reproduksi wanita. Ia adalah bagian bawah yang
sempit dari rahim atau kandungan ( uterus atau womb). Rahim adalah organ
berongga yang berbetuk buah per pada perut bagian bawah. Mulut rahim (cervix)
menghubungkan rahim (kandungan) ke vagina. Vagina menjurus pada bagian luar
tubuh.
Kanker
mulai didalam sel-sel, blok-blok bangunan yang menyusun jaringan-jaringan.
Jaringan-jaringan menyusun organ-organ tubuh. Secara normal, sel-sel tumbuh dan
membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika
sel-sel tumbuh menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat
mereka.
Kadangkala,
proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh
tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tuatidak mati ketika mereka seharusnya
mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut
pertumbuhan atau tumor.
Ketika
kanker menyebar dari tempat asalnya ke bagian lain tubuh, tumor baru mempunyai
macam yang sama dari sel-sel yang abnormal dan nama yang sama seperti tumor
primernya. Contohnya, jika kanker leher rahim menyebar ke paru-paru, sel-sel
kanker didalam paru-paru sebenarnya adalah sel-sel kanker leher rahim.
Penyakitnya adalah kanker leher rahim yang metastatik, bukan kanker paru-paru.
Untuk sebab ini, ia dirawat sebagai kanker leher rahim, bukan kanker paru-paru.
Dokter-dokter menyebut tumor baru penyakit "jauh" atau metastatik.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud tumor jinak dan
ganas serviks ?
2.
Apa penyebab terjadinya tumor jinak dan ganas serviks ?
3.
Apa tanda dan gejala tumor jinak dan ganas serviks ?
4.
Bagaimana cara tes skrining tumor jinak dan ganas serviks ?
5.
Bagaimana pengobatan tumor jinak dan ganas serviks ?
C.
TUJUAN
1.
Kita mengetahui tumor jinak dan ganas serviks
2.
Kita mengetahui bagaimana cara mengatasi tumor jinak dan ganas serviks
D.
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan gambaran tentang
tumor jinak dan ganas serviks
2. Sebagai bahan masukan untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman tentang tumor jinak dan ganas serviks
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A.
DEFINISI
Kanker serviks adalah penyakit
akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya
pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di
sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
B. ETIOLOGI
Studi-studi telah menemukan sejumlah
faktor-faktor yang mungkin meningkatkan risiko kanker leher rahim.
Faktor-faktor ini mungkin bekerja bersama untuk bahkan lebih meningkatkan
risiko:
1.
Human papillomaviruses (HPVs): Infeksi HPV adalah faktor risiko utama untuk kanker leher rahim. HPV
adalah kelompok dari virus-virus yang dapat menginfeksi leher rahim (cervix).
Infeksi-infeksi HPV adalah sangat umum. Viris-virus ini dapat ditularkan dari
orang ke orang melalui kontak seksual. Kebanyakan dewasa-dewasa pernah
terinfeksi dengan HPV pada suatu ketika dalam kehidupannya. Beberapa tipe-tipe
HPV dapat menyebabkan perubahan-perubahan pada sel-sel leher rahim.
Perubahan-perubahan ini dapat menjurus pada kutil-kutil genital (alat
kemaluan), kanker, dan persoalan-persoalan lain. Dokter-dokter dapat memeriksa
untuk HPV bahkan jika tidak ada kutil-kutil atau gejala-gejala lainnya.
Jika seorang
wanita mempunyai infeksi HPV, dokternya dapat mengdiskusikan cara-cara untuk
menghindari terinfeksinya orang lain. Tes Pap dapat mendeteksi
perubahan-perubahan sel pada leher rahim yang disebabkan oleh HPV. Perawatan
dari perubahan-perubahan sel ini dapat mencegah kanker leher rahim. Ada
beberapa metode-metode perawatan, termasuk pembekuan (freezing) atau pembakaran
(burning) jaringan yang terinfeksi. Beberapa obat-obatan juga bermanfaat.
2.
Ketiadaan dari tes-tes Pap secara teratur: Kanker leher rahim adalah lebih umum diantara
wanita-wanita yang tidak mempunyai tes-tes Pap yang teratur (reguler). Tes Pap
membantu dokter-dokter mencari sel-sel sebelum bersifat kanker (precancerous
cells). Perawatan perubahan-perubahan leher rahim sebelum bersifat kanker
seringkali mencegah kanker.
3.
Sistim imun yang melemah (sistim
pertahanan alamiah tubuh): Wanita-wanita dengan infeksi HIV (virus yang
menyebabkan AIDS) atau yang meminum obat-obat penekan sistim imun mempunyai
risiko yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher rahim. Untuk
wanita-wanita ini, dokter-dokter menyarankan screening secara teratur (regular
screening) untuk kanker leher rahim.
4.
Umur: Kanker
leher rahim terjadi paling sering pada wanita-wanita berumur lebih dari 40
tahun.
5.
Sejarah seksual:
Wanita-wanita yang telah mempunyai banyak mitra-mitra seksual mempunyai risiko
yang lebih tinggi dari rata-rata mengembangkan kanker leher rahim. Juga,
seorang wanita yang telah mempunyai hubungan seksual dengan seorang pria yang
telah mempunyai banyak mitra-mitra seksual mungkin berisiko lebih tinggi
mengembangkan kanker leher rahim. Pada kedua kasus-kasus, risiko mengembangkan
kanker leher rahim lebih tinggi karena wanita-wanita ini mempunyai risiko
infeksi HPV yang lebih tinggi dari rata-rata.
6.
Merokok:
Wanita-wanita dengan infeksi HPV yang merokok mempunyai risiko kanker leher
rahim yang lebih tinggi daripada wanita-wanita dengan infeksi HPV yang tidak
merokok.
7.
Menggunakan pil-pil pengontrol kelahiran untuk waktu yang lama: Menggunakan pil-pil pengontrol
kelahiran untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) dapat meningkatkan risiko
kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.
8.
Mempunyai banyak anak:
Studi-studi menyarankan bahwa melahirkan banyak anak-anak dapat meningkatkan
risiko kanker leher rahim diantara wanita-wanita dengan infeksi HPV.
C. TES SKRINING
Screening untuk memeriksa
perubahan-perubahan leher rahim sebelum adanya gejala-gejala adalah sangat
penting. Screening dapat membantu dokter mencari sel-sel abnormal sebelum
kanker berkembang. Mencari dan merawat sel-sel abnormal dapat mencegah
kebanyakan kanker leher rahim. Juga, screening dapat membantu mencari kanker
dini, ketika perawatan kemungkinan menjadi efektif.
Dokter-dokter merekomendasikan bahwa
wanita-wanita membantu mengurangi risiko kanker leher rahim mereka dengan
mempunyai tes-tes Pap secara teratur. Tes Pap (kadangkala disebut Pap smear
atau cervical smear) adalah tes yang mudah untuk melihat sel-sel leher rahim.
Untuk kebanyakan wanita-wanita, tesnya tidak menyakitkan. Tes Pap dilakukan di
ruang praktek dokter atau klinik sewaktu pemeriksaan pelvik (pelvic). Dokter
atau suster memarut/menggores satu contoh sel-sel leher rahim, dan kemudian
mencoreng sel-sel itu pada sebuah kaca mikroskop. Pada tipe baru dari tes Pap
(tes Pap yang berdasarkan pada cairan), sel-sel itu dibilas kedalam wadah
cairan yang kecil. Sebuah mesin khusus menaruh sel-sel pada kaca-kaca
mikroskop. Untuk kedua tipe dari tes Pap, laboratorium memeriksa sel-sel pada kaca
mikroskop untuk kelainan-kelainan dibawah sebuah mikroskop.
Tes-tes Pap dapat menemukan kanker
leher rahim atau sel-sel abnormal yang dapat menjurus pada kanker leher rahim.
Dokter-dokter secara umum merekomendasikan bahwa:
1. Wanita-wanita harus mulai mempunyai
tes-tes Pap 3 tahun setelah mereka mulai mempunyai hubungan seksual, atau
ketika mereka mencapai umur 21 tahun (yang mana saja yang datang lebih dahulu).
2. Kebanyakan wanita-wanita harus
mempunyai tes Pap paling sedikit satu kali setiap 3 tahun.
3. Wanita-wanita berumur 65 sampai 70
tahun yang telah mempunyai paling sedikit tiga tes-tes Pap normal dan tidak ada
tes-tes Pap abnormal dalam 10 tahun terakhir dapat memutuskan, setelah bicara
dengan dokternya, untuk memberhentikan screening kanker leher rahim.
4. Wanita-wanita yang telah mempunyai
hysterectomy (operasi) untuk mengangkat kandungan (uterus) dan leher rahim
(cervix), juga disebut total hysterectomy, tidak perlu mempunyai screening
kanker leher rahim. Bagaimanapun, jika operasi adalah perawatan untuk sel-sel
sebelum bersifat kanker atau kanker, wanita -wanita itu harus terus menerus
menjalankan screening.
D.
TANDA dan GEJALA
Ketika penyakitnya memburuk,
wanita-wanita dapat mencatat satu atau lebih dari gejala-gejala ini:
1. Perdarahan vagina yang abnormal
2. Perdarahan yang terjadi diantara
periode-periode teratur menstruasi
3. Perdarahan setelah hubungan seks,
penyemprotan air, atau suatu pemeriksaan pelvic
4. Periode-periode menstruasi yang
berlangsung lebih lama dan lebih berat daripada sebelumnya
5. Perdarahan setelah menopause
6. Kotoran vagina yang meningkat
7. Nyeri Pelvic
8. Nyeri sewaktu hubungan seks
E. KLASIFIKASI KLINIS
Tingkat-tingkat dari kanker leher
rahim:
1. Tingkat 0: Kanker hanya ditemukan
pada lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi leher rahim. Tingkat
0 juga disebut carcinoma in situ.
2. Tingkat I: Kanker telah menyerang
leher rahim dibawah lapisan atas dari sel-sel. Itu ditemukan hanya di leher
rahim.
3. Tingkat II: Kanker meluas melewati
leher rahim kedalam jaringan-jaringan berdekatan. Ia meluas ke bagian atas dari
vagina. Kanker tidak menyerang ke bagian ketiga yang lebih rendah dari vagina
atau dinding pelvic (lapisan dari bagian tubuh antara pinggul).
4. Tingkat III: Kanker meluas ke bagian
bawah dari vagina. Ia juga mungkin telah menyebar ke dinding pelvic dan
simpul-simpul getah bening yang berdekatan.
5. Tingkat IV: Kanker telah menyebar ke
kandung kemih, rektum, atau bagian-bagian lain tubuh.
6. Terjadinya kembali kanker: Kanker
telah dirawat, namun telah kembali setelah periode waktu yang selama waktu ini
tidak dapat terdeteksi. Kanker mungkin timbul kembali pada leher rahim atau
pada bagian-bagian lain tubuh.
F. TERAPI
1. Radiasi
1) Dapat dipakai untuk semua
stadium
2) Dapat dipakai untuk wanita
gemuk tua dan pada medical risk
3) Tidak menyebabkan kematian
seperti operasi.
Dosis :
Dosis :
Penyinaran
ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi radiasi :
Komplikasi radiasi :
a) Kerentanan kandungan
kencing
b) Diarrhea
c) Perdarahan rectal
d) Fistula vesico atau
rectovaginalis
2. Operasi
1) Operasi limfadektomi untuk
stadium I dan II
2) Operasi histerektomi vagina
yang radikal
3. Kombinasi
Radiasi
dan pembedahan :
Tidak
dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami
kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah
penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
4. Cytostatika : Bleomycin,
terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma
serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu
post terapi keadaan masih tetap sama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diantara tumor ganas ginekologi,
kanker serviks uterus masih menjadi peringkat pertama di Indonesia. Umur
penderita antara 30 – 60 tahun terbanyak antara 45 – 50 tahun.Sebab langsung
dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat kejadiannya mempunyai
hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, diantaranya yang penting:
jarang ditemukan pada perawan (virgo).
Insidensi lebih tinggi pada mereka
yang kawin daripada tidak kawin. Terutama pada gadis yang pertama kali
(caitarche) dialami pada usia amat muda (<16 tahun). Insedensi meningkan
dengan tingginya paritas apalagi bila jarak persalinannya terlalu dekat. Mereka
dari golongan sosial ekonomi rendah (higeiene seksual yang jelek, aktivitas
seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), sampai jarang pada
masyarakat dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat (Sirkumsisi) sering
ditemukan pada wanita yang mengalami infeksi virus (HPV) Human Papiloma Virus
dan kebiasaan merokok.
B. SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan
Asuhan yang
diberikan pada pasien lebih menekankan asuhan secara terapinetik karena sangat
mempengaruhi kondisi pasien.
Pelayanan
yang diberikan lebih ditingkatkan.
2. Bagi Pasien
Hendaknya
pasien bisa menjalankan dan melaksanakan nasehat-nasehat serta asuhan yang
telah diberikan.
3. Bagi Pendidik
Sebagai
tambahan yang perlu diteliti kembali sebagai tambahan bahan ajar yang berguna
bagi peserta didik.
4. Peserta Didik
Sebagai
acuan atau perbandingan yang harus dipelajari dan diteliti kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, Sarwono(2009).Ilmu
Kandungan, Jakarta: P.T.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Manuaba Ida Bagus Gde, Prof, Dr,
SpOG,2009.Memahami Kesehatan Reproduksi
Wanita, Jakarta: EGC
http://.kanker-serviks-kanker-mulut-rahim.html. Diunduh tanggal 12 September 2012
Pukul
09.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar