MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN II
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA II PERSALINAN
Dosen Pengampu : Umi Dwi Susanti, S.SiT
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan II Perubahan Fisiologis pada Kala II Persalinan
Disusun oleh
1. Novita Indra Putri L AKU.11.035
2. Nur Latifah AKU.11.037
3. Nurul Istiq Fitriyah
AKU.11.039
4. Puji Ratnasari AKU.11.041
5. Renita AKU.11.043
AKADEMI
KEBIDANAN UNISKA KENDAL
Jalan
Soekarno-Hatta No 99 Telp (0294) 381299
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah
Penyusun berharap tulisan ini bisa
memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan
Kebidanan II Perubahan Fisiologis pada
Kala II Persalinan. Selain
itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan
materi perkuliahan Asuhan Kebidanan II Perubahan Fisiologis pada Kala II Persalinan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan.......................................................................................
D. Manfaat.....................................................................................
BAB II
TINJAUAN TEORI........................................................................
A.
Kontraksi, Dorongan Otot-Otot Dinding
Uterus........................................................
B.
Pergeseran Organ Dasar Panggul............................................................
C.
Ekspulsi Janin...............................................
BAB III
PENUTUP......................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perawatan tubuh dan perawatan penunjang selama kala
dua persalinan merupakan kelanjutan asuhan yang dimulai selama kala satu
persalinan.Dimodifikasi untuk memenuhi perubahan kebutuhan wanita yang
berkembang selama persalinan. Keefektifan tindakan memberi kenyamanan
bergantung pada bagaimana setiap wanita mengalami dan menerimanya
Wanita mungkin memerlukan bantuan dalam mengatur
pernapasannya dan dalam mengefektifkan penggunaan upaya dorong alaminya. Wanita
perlu dipimpin untuk bernapas pendek dan cepat jika ia merasa ingin mendorong.
Bernapas pendek dan cepat dapat berarti melakukan inhalasi dengan cepat diikuti
ekshalasi yang kuat dan segera diulangi. Pernapasan pendek dan cepat juga dapat
berarti napas tenggorok yang dangkal dan cepat.
Kebutuhan ibu selama persalinan antara lain :
Perawatan
tubuh, pendampingan oleh keluarga, bebas dari rasa nyeri persalinan,
penghormatan akan budaya, dan informasi tentang diri dan janinnya. asuhan tubuh
artinya metode sentuhan oleh pendamping persalinan, misalnya : mengusap mata
dengan washlap lembab, memperhatikan kebersihan tubuh, memperhatikan kebersihan
pada vulva agar ibu nyaman dan pemberian nutrisi.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang tersebut diatas maka perumusan
masalah pada makalah ini diantaranya:
1.
Apa saja
perubahan yang terjadi pada persalinan ?
2.
Bagaimana
mekanisme kerja perubahan tersebut ?
3.
Apa dampak
yang timbul akibat perubahan tersebut ?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
perubahan yang terjadi pada ibu bersalin
2.
Mengetahui proses
perubahan tersebut
3.
Mengetahui
cara memberikan Asuhan Kebidanan
D.
MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk memberikan
gambaran tentang perubahan yang terjadi pada ibu bersalin
2.
Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam
pemahaman tentang perubahan yang terjadi pada ibu bersalin
BAB II
TINJAUAN
TEORI
·
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA II
PERSALINAN
Ø KONTRAKSI, DORONGAN OTOT-OTOT
PERSALINAN
Kontraksi uterus pada persalinan
mempunyai sifatnya tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan
kontraksi satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan
oleh syaraf intrinsic, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik
frekuensi maupun lama kontraksi.
Sifat Khas :
a.
Rasa sakit dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung
bawah.
b.
Penyebab rasa sakit belum diketahui secara pasti. Beberapa dugaan penyebab
antara lain :
1)
Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O₂ pada meometrium.
2)
Penekanan ganglion syaraf di serviks dan uterus bagian bawah.
3)
Peregangan servik akibat dari pelebaran serviks.
4)
Peregangan peritoneum sebagai organ yang menyelimuti uterus.
Pada waktu selang kontraksi periode relaksasi diantara
kontraksi memberikan dampak berfungsinya system-sistem dalam tubuh, yaitu :
a.
Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot uterine untuk beristirahat agar
tidak memberikan menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi yang kuat secara
terus-menerus.
b.
Memberikan kesempatan kepada ibu untuk istirahat, karena rasa sakit selama
kontraksi.
c.
Menjaga kesehatan janin karena pada saat kontraksi uterus mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah placenta sehinggah bila secara terus menerus
berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia dan kematian janin.
Pada awal persalinan kontraksi
uterus selama 15-20 detik. Pada saat memasuki fase aktif, kontraksi terjadi
selama 45-90 detik rata-rata 60 detik. Dalam satu kali kontraksi selama 3 fase,
yaitu fase naik, puncak dan turun. Pada saat fase naik lamanya 2 kali fase
lainnya. Pemeriksaan kontraksi uterus meliputi, frekuensi, durasi lama,
intensitas kuat /lemah. Frekuensi dihitung dari awal timbulnya kontraksi sampai
muncul kontraksi berikutnya. Pada saat memeriksa durasi/ lama kontraksi, perlu
diperhatikan bahwa cara pemeriksaan kontraksi uterus dilakukan dengan palpasi
pada perut. Karena bila berpedoman pada rasa sakit yang dirasakan ibu bersalin
saja kurang akurat. Pada saat awal kontraksi biasanya ibu bersalin belum
merasakan sakit, begitu juga pada saat kontraksi sudah berakhir, ibu bersaliin
masih merasakan sakit. Begitu juga dalam menentukan intensitas kontraksi uterus
atau kekuatan kontraksi /kontraksi uterus, hasil pemeriksaan yang disimpulkan
tidak dapat diambil dari seberapa reaksi nyeri ibu bersalin pada saat
kontraksi. Ambang rasa nyeri tiap individu berbeda. Pada ibu bersalin yang
belum siap menghadapi persalinan, kurang matang psikologis, tidak mengerti
proses persalinan yang ia hadapi akan bereaksi serius dengan berteriak keras
saat kontraksi walaupun kontraksinya lemah. Sebaliknya ibu bersalin yang sudah
siap menghadapi persalinan, matang psikologis, mengerti tentang proses
persalinan, mempunyai ketabahan, kesabaran yang kuat, pernah melahirkan,
didampingi keluarga dan didukung oleh penolong persalinan yang professional,
dapat menggunakan teknik pernafasan untuk relaksasi,maka selama kontraksi yang
kuat tidak akan berteriak. Intensitas dapat diperiksa dengan cara jari-jari
tangan ditekan pada perut, bisa atau tidak uterus ditekan. Pada kontraksi yang
lemah akan mudah dilakukan, tetapi pada kontraksi yang kuat tidak mudah
dilakukan. Bila dipantau dengan monitor janin, kontraksi uteru yang paling kuat
pada fase kontraksi puncak tidak akan melebihi 40 mmHg.
Selanjutnya, kesimpulan pemeriksaan
kontraksi uterus tidak hanya meliputi, frekuensi, durasi/lama, intensitas
kuat/lemah tetapi perlu diperhatikan juga pengaruh dari ketiga hal
tersebut mulai dari kontraksi yang belum teratur hingga hasil persalinan.
Misalnya pada awal persalinan, kontraksi uterus setiap 20-30 menit selama 20-25
detik, intensitas ringan lama-kelamaan menjadi 2- 3 menit, lama 60-90 detik,
kuat,maka hal ini akan menghasilkan pengeluaran janin. Bila ibu bersalin mulai
berkontraksi selam 5 menit selama 50-60 detik dengan intensitas cukup kuat maka
dapat terjadi kontraksi tidak teratur, frekuensi lebih sering, durasi lebih
lama. Terkadang dapa terjadi disfungsi uterin, yaitu kemajuan proses persalinan
yang meliputi dilatasi servik/pelebaran serviks, mekanisme penurunan kepala
memakan waktu yang lama tidak sesuai dengan harapan.
Kontraksi uterus berkontraksi pada
setiap bagian karena mempunyai pola gradient. Kontraksi yang kuat mulai dari
fundus hingga berangsur-angsur berkuran dan tidak ada sama sekali kontraksi
pada serviks. Hal ini memberikan efek pada uterus sehingga uterus menjadi 2
zona, yaitu zona atas dan zona bawah uterus. Zona atas merupakan zona yang
berfungsi mengeluarkan janin karena merupakan zona yang berkontraksi dan
menebal. Dan sifatnya aktif. Zona ini terbentuk akibat mekanisme kontraksi
otot. Pada saat relaksasi panjang otot tidak bisa kembali ke ukuran semula,
ukuran panjang otot selama masa relaksasi semakin memendek, dan setiap terjadi
relaksasi ukuran panjang otot semakin memendek dan demikian seterusnya setiap
kali terjadi relaksasi sehingga zona atas semakin menebal dan mencapai batas
tertentu pada zona bawah semakin tipis dan luas.
Sedangkan zona bawah terdiri dari
ismus dan servik uteri. Pada saat persalinan ismus uteri disebut sebagai segmen
bawah rahim. Ozna ini sifatnya pasif tidak berkontraksi seperti zona atas. Zona
bawah menjadi tipis dan membuka akibat dari sifat pasif dan pengaruh dari
kontraksi pada zona atas sehingga janin dapat melewatinya. Jika zona bawah ikut
berkontraksi seperti zona atas maka tidak dapat terjadi dilatasi/ pembukaan
servik, hal ini dapat mempersulit proses persalinan.
Ø UTERUS
Terjadi perbedaan pada bagian uterus
:
a.
Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba
keras saat kontraksi.
b.
Segmen bawah : terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang teregang,
bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah uterus.
c.
Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin
retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk
cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandl.
Perubahan bentuk :
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan
adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi tegap, sehingga
uterus bertambah panjang 5-10 cm.
Ø PERGESERAN ORGAN DASAR
PANGGUL
Keadaan segmen atas dan segmen bawah
rahim pada persalinan.Sejak kehamilan lanjut, uterus dengan jelas terdiri atas
dua bagian yaitu segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus uteri dan segmen
bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri.Dalam persalinan, perbedaan antara
segmen atas rahim dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi.Segmen atas memegang
peranan aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dan majunya
persalinan.Segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan
majunya persalinan karena diregang.
Jadi secara singkat, saat persalinan
segmen atas berkontraksi, menjadi tebal, dan mendorong anak keluar.Sementara
itu segmen bawah dan serviks mengadakan relaksasi, dilatasi, serta menjadi
saluran yang tipis dan teregang yang nantinya akan dilalui bayi.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat
yang khas sebagai berikut
1.
Setelah kontraksi, otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi, tetapi menjadi edikit lebih pendek tonusnya walaupun sebelum
kontraksi.Kejadian ini disebut retraksi.Dengan retraksi ini, maka rongga rahim
mengecil dan anak secara perlahan didorong ke bawah dan tidak naik lagi keatas
setelah his hilang.Akibat retraksi ini, segmen atas makin tebal dengan majunya
persalinan apalagi setelah bayi lahir.
2.
Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat didaerah fundus uteri dan berangsur
berkurang kebawah.Kontraksi yang paling lemah terjadi pada segmen bawah rahim.
Tanda fisik dini pada persalinan kala II adalah
sebagai berikut:
1.
Ketuban pecah spontan
2.
Tekanan rectum, sensasi ingin defekasi selama kontraksi
3.
Muntah
4.
Bercak atau keluar cairan merah terang dari vagina
5.
Garis ungu memanjang dari anus mencapai bokong
6.
Perlambatan DJJ pada puncak kontraksi
Tanda lanjut kala II adalah sebagai berikut:
1.
Perineum mengembung, vagina melebar dan anus mendatar.Sering kali ibu membuka
anusnya saat meneran selama kontraksi
2.
Bagian presentasi tampak dan terus berlanjut selama kontraksi
Perubahan fisiologis yang terjadi
padakala 2 persalinan, yaitu:
•Terjadi
kontraksi dan dorongan padaotot-otot dinding
uterus
•Perubahan pada organ dasar panggul
Ekspulsi janin
ekspulsi
janin adalah proses keluarnya janindari rahim ibu melewati jalan lahir, baik lunakmaupun
keras.
Ketika dasar panggul sudah
lebihberelaksasi. Dengan his serta kekuatanmeneran maksimal , kepala
janindilahirkan dengan suboksiput di bawahsimpisis (hipomoklion),
kemudianberturut-turut lahirlah dahi, muka dandagu melewati perineum.
Setelahistirahat sebentar, his mulai lagi utukmengeluarkan badan dan anggota
tubuhbayi.
Ekspulsi dibagi menjadi dua..1.Ekspulsi kepala janinTermasuk
di dalam ekpulsi ini yaitu kelahiranuub, dahi, muka dan dagu secara
berturut-turut.2.Ekspulsi totalYang termasuk dalam proses ini yaitulahirnya
bahu depan, bahu belakang danseluruh badan serta ekstremitas .
EKSPULSI
setelah putaran paksi luar bahu depansampai dibawah
sympisis dan menjadihypomoclion untuk kelahiran bahu belakang.Kemudian bahu
depan menyusul danselanjutnya seluruh badan anak lahir searahdengan paksi jalan
lahir mengikuti lengkungcarrus (kurva jalan lahir).
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kita buat
dapat disimpulkan bahwasanya pada setiap proses persalinan normal akan terjadi
perubahan yang cukup signifikan mulai dari tekanan darah, suhu, denyut jantung,
kontrksi uterus,ketuban pecah, terbentuknya segmen atas dan bawah rahim.
Selain peruban fisiologis juga terjadi
perubahan secara psikologis diantaranya ibu merasa takut dan cemas, takut
persalinannya tidak normal, apakah sanggup merawat bayinya dan sebagainya.
Tentu saja antara pasien yang satu dengan yang lain tidaklah sama. Oleh karena
itu, sebagai tenaga kesehatan harus terampil dalam memberikan asuhan kebidanan.
Asuhan persalinan pada kala II meliputi perubahan
fisiologis pada kala II, posisi meneran,
pemantauan kala II, mekanisme persalinan normal, menolong persalinan sesuai
dengan APN, manufertangan dan langkah – langkah dalam persalinan. Selain itu
juga dapat dilakukan tindakan Amniotomi dan Episiotomi sesuai dengan indikasi.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Nur Muslihatun
Wafi, 2010.Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita.Yogyakarta.Fitramaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar