MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PERILAKU
SOSIAL BUDAYA YANG BERPENGARUH PADA ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS IBU HAMIL DAN BERSALIN
Dosen Pengampu : Restu Prihandini W, S.SiT
Disusun Oleh:
Kelompok 7
1. Eni Indarwati (AKU.11.016)
2. Indra
Hariyanti (AKU.11.029)
3. Nurul Istiq Fitriyah (AKU.11.039)
4. Saptaning Tyas Mulya (AKU.11.049)
5. Wakhidah Khasanah (AKU.11.062)
AKADEMI
KEBIDANAN UNISKA KENDAL
TAHUN
AJARAN 2012-2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perilaku
Sosial Budaya yang Berpengaruh pada Asuhan Kebidanan Komunitas Ibu Hamil dan
Ibu Bersalin” untuk
memenuhi tugas askeb V (Komunitas).
Dalam penulisan
makalah ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan dan kekurangan. Namun
semua itu dapat diatasi dengan bantuan dari berbagai pihak yang membantu kami.
Terima kasih yang
setulusnya penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk penulis. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada
khususnya.
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C.
Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian.......................................................................................
3
B.
Perilaku dan Sosial
Budaya yang Berpengaruh pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil dan Ibu Bersalin................ 4
C.
Contoh Kasus Perilaku Dan
Sosial Budaya Yang Berpengaruh
Pada Pelayanan
Kebidanan Komunitas Yang Positif...................
8
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................
10
B.
Saran..............................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya
dimana beragam suku dan berbagai budaya ada, itulah sebabnya semboyan Negara
kita adalah “Bhinneka Tunggal Ika”. Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan
banyaknya mitos mengenai masa kehamilan, persalinan dan nifas. Mitos-mitos yang
lahir di masyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat
berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kehamilan, masa persalinan dan nifas.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan serta untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami
perilaku perawatan kehamilan (Antenatal
Care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi
dan si ibu sendiri. Faktanya, masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah, dan kodrati. Masih banyak
ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan
tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh
mereka. Resiko ini baru diketahui saat persalinan karena kasusnya sudah
terlambat sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendidikan dan kurangnya informasi, kurangnya pengetahuan dan
pentingnya perawatan kehamilan, serta permasalahan-permasalahan pada kehamilan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah
gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan
pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan sementara kegiatan mereka
sehari-hari tidak berkurang, sehingga akan berdampak negatif terhadap kesehatan
ibu dan janin. Jadi, tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perilaku sosial budaya yang berpengaruh pada
pelayanan kebidanan komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin?
2. Bagaimana peran bidan dalam kondisi tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perilaku sosial budaya yang
berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas pada ibu hamil dan ibu bersalin.
2. Untuk memahami peran bidan bila ditemukan
kondisi-kondisi tersebut.
3.
Untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Aspek sosial budaya ini mencakup pada setiap trimester
kehamilan dan persalinan yang mana pada zaman dahulu banyak mitos dan budaya
dalam menanggapi hal ini.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor perantara pada derajat kesehatan. Perilaku yang
dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian.
Perilaku sakit (ilness behavior)
adalah cara seseorang bereaksi terhadap gejala penyakit yang biasanya
dipengaruhi oleh pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan,
norma, nilai, dan segala aturan (social law) dalam masyarakat atau yang
biasa disebut dengan budaya. Beberapa perilaku dan aspek sosial budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di
komunitas, diantaranya :
1. Health Believe
Tradisi-tradisi
yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian makanan bayi. Contohnya
di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian nasi papah atau di Jawa
dengan tradisi nasi pisang.
2. Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga
termasuk bagian dari aspek sosial budaya).
3. Health Seeking Behavior
Salah satu
bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak
perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau
mendatangi dukun.
B. Perilaku dan Sosial Budaya yang Berpengaruh pada
Pelayanan Kebidanan Komunitas pada Ibu Hamil dan Ibu Bersalin
1. Hamil
a. Beberapa contoh perilaku sosial budaya masyarakat yang
berkaitan dengan kehamilan, antara lain:
1) Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan
keselamatan bagi janin dalam prosesnya menjadi bayi hingga saat
kelahirannya, contoh upacara mitoni, procotan dan brokohan.
2) Mengidam.
3) Larangan masuk hutan, karena
wanita hamil menurut kepercayaan baunya harum sehingga mahluk-mahluk halus
dapat mengganggunya.
4) Pantangan keluar waktu maghrib dikhawatirkan kalau diganggu mahluk halus atau roh jahat.
5) Pantangan menjalin rambut karena bisa menyebabkan
lilitan tali pusat.
6) Tidak boleh duduk di depan pintu,
dikhawatirkan akan susah melahirkan.
7) Tidak boleh makan pisang dempet,
dikhawatirkan anak yang akan dilahirkan kembar dempet atau siam.
8) Jangan membelah puntung atau kayu api yang
ujungnya sudah terbakar, karena anak yang dilahirkan bisa sumbing atau anggota
badannya ada yang buntung.
9) Jangan meletakan sisir di atas kepala,
ditakutkan akan susah saat melahirkan.
10) Dilarang menganyam bakul karena dapat
berakibat jari-jari tangannya akan berdempet menjadi satu.
11) Jangan membuat kulit ketupat pada masa
hamil karena
orang tua percaya bahwa daun kelapa untuk kulit ketupat harus dianyam tertutup
rapat oleh wanita hamil, sehingga dikhawatirkan bayi yang lahir nanti
kesindiran, tertutup jalan lahirnya.
12) Tidak boleh membelah/memotong binatang,
agar bayi yang lahir nanti tidak sumbing atau cacat fisik lainnya.
13) Tidak boleh menutup pinggir perahu (galak
haruk), memaku perahu, memaku rumah, membelah kayu api yang sudah terbakar
ujungnya, memukul kepala ikan.
14) Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur
menetes terus.
15) Manggunakan jimat saat bepergian.
b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama
hamil, antara lain :
1) KIE tentang menjaga kehamilan yaitu dengan ANC
teratur, konsumsi makanan bergizi, batasi aktivitas fisik, tidak perlu pantang
makan.
2) KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang
Maha Esa, mitos yang tidak benar ditinggalkan.
3) Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah
tradisi yang negatif atau berpengaruh buruk terhadap kehamilan.
4) Bekerjasama dengan dukun setempat.
5) KIE tentang tempat persalinan, proses persalinan,
perawatan selama dan pasca persalinan.
6) KIE tentang hygiene personal dan hygiene persalinan.
Pengertian pantangan-pantangan ini dimasudkan agar sang
bayi kelak lahir dengan lancar dan dalam keadaan sehat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3
macam faktor; antara lain :
a. Faktor fisik
Faktor fisik
seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu
tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan
kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau
poliklinik kebidanan.
b. Faktor psikologis
Faktor ini
dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan
janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada
janin yang telah lahir nanti. Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi
kehamilan akan tetapi dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu
menentukan kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan
mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa lebih
percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan
masa nifasnya.
c. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini
mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya
hidup yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat
berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus
diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan
yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap
dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya. Ekonomi juga
merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat terhadap ibu dan
janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan
dapat berjalan dengan baik.
2. Persalinan
Didaerah pedesaan masih banyak ibu
hamil yang mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya
dilakukan dirumah. Data survey kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 menunjukkan
bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan
bahwa masih terdapat praktek praktek persalinan oleh dukun yang
membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar, dkk menunjukkan beberapa tindakan dan
praktek yang membawa resiko infeksi seperti “ngolesi” (membasahi vagina
dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), atau “nyanda” ( setelah
persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan kedepan
selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai
pendorong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara
lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu upacara
adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta membawa ibu dan bayi sampai 40
hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan
kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih namun
praktek-praktek tradisional tertentu masih dilakukan. Interaksi antara kondisi
kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan
persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
a. Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya
selama persalinan yang ada di masyarakat, antara lain:
1) Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan
menjaga nama baik.
2) Bayi perempuan adalah pelanjut atau penghasil
keturunan.
3) Memasukkan minyak ke dalam vagina supaya persalinan
lancar.
4) Minum minyak kelapa memudahkan persalinan.
5) Minum air rendaman akar rumput fatimah dapat
memperlancar persalinan.
6) Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk
persalinan.
7) Makan duren, tape dan nanas bisa membahayakan persalinan.
8) Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga
mempersulit persalinan.
9) Makan udang, dapat menyebabkan
persalinan lama dan sulit.
Sebenarnya,
kelancaran persalinan sangat tergantung pada faktor mental dan fisik si ibu.
Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang
dengan besar bayi. Sedangkan faktor mental berhubungan dengan kondisi
psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas,
bisa saja persalinannya jadi tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan
mental yang siap bisa mengurangi rasa sakit yang terjadi selama persalinan.
Faktor lain yang juga harus diperhatikan, seperti riwayat kesehatan ibu, gizi
ibu selama hamil dan lingkungan sekitar apakah mensupport atau tidak karena ada
kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh
pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa
melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan
komunikasi yang kurang dan tidak bisa kerja sama.
b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama
persalinan
1) Memberikan pendidikan pada penolong persalinan
mengenai tempat persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan
pascapersalinan.
2) Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik
dari segi tempat maupun peralatan.
3) Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan
tenaga kesehatan setempat.
C. Contoh Kasus Perilaku Dan Sosial Budaya Yang
Berpengaruh Pada Pelayanan Kebidanan Komunitas Yang Positif
Selamatan 7 Bulanan (pada ibu hamil)
Di desa
Payaman Kabupaten Nganjuk, ada ibu yang sedang hamil 7 bulan. Pada Hari
Minggu tanggal 30 maret mengadakan selamatan 7 bulanan yang dalam adat jawa
disebut “ TINGKEPAN”. Kata orang jawa tingkepan ini bertujuan untuk meminta
keselamatan ibu dan bayi agar mendapatkan kehamilan yang sehat dengan kegiatan
mandi kembang dengan 7 sumber mata air dan bunga 7 rupa beserta uang.
Dalam proses
siraman itu, ibu dan suami memakai kain jarik. Kemudian keduanya duduk
bersebelahan dan yang menyiram dimulai dari kedua orang tua, tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan seluruh keluarga yang ingin menyiram. Setelah acara siraman
selesai, ibu ganti baju dan calon bapak memecah buah kelapa. Setelah itu
apabila buah kelapa langsung pecah, orang jawa beranggapan bahwa calon bayi
berjenis kelamin laki-laki, tapi apabila kelapa tidak langsung pecah, maka
orang jawa beranggapan calon bayi berjenis kelamin perempuan.
Setelah
memecahkan kelapa, kelapa yang digunakan untuk memandikan juga dipecah dan
ditumpahkan beserta uang yang ada di air tadi. Dan masyarakat pun berebut
mengambil uang dan kelapa yang mitosnya dapat menyembuhkan segala macam
penyakit. Setelah itu, kedua orang tua jualan rujak dan yang membeli masyakat.
Jika masyarakat bilang rujak tersebut enak, mitosnya anaknya perempuan dan
cantik di lihat. Dan jika rujaknya kurang enak maka mitosnya
anaknya laki-laki. Setelah itu, orang tua membagikan nasi yang ada ayam, telur,
sayur/mie, tahu, tempe dan ikan bandeng. Setelah acara tersebut, pada malam
hari juga diadakan syukuran kembali dan biasanya juga dibacakan surat
Yusuf. Jika anaknya laki-laki agar ganteng seperti Nabi Yusuf, dan jika surat
Mariam, maka anaknya cantik seperti Mariam. Acara ini juga dibagikan nasi, ikan/ayam, sayur/mie, telur, tahu, tempe, ikan bandeng
dan juga rujak.
Dalam acara
selamatan 7 bulanan ini dapat kita ambil positifnya, yaitu bisa berbagi rizki
lebih pada orang lain. Ibu bisa makan-makanan bergizi, seperti telur, ayam,
ikan bandeng dan juga dibacakan do’a oleh banyak orang agar kehamilannya lancar
dan tidak ada halangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif.
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor
perantara pada derajat kesehatan yang meliputi semua perilaku seseorang atau
masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka
kesakitan dan angka kematian.
Ada beberapa perilaku sosial budaya masyarakat yang
berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, baik yang tidak memiliki pengaruh
maupun yang berpengaruh bagi ibu yang sedang hamil ataupun bersalin. Peran
seorang bidan atau tenaga kesehatan disini sangatlah penting untuk bisa
meluruskan mana kebiasaan yang sebaiknya perlu diubah dan mana yang masih bisa
diperbolehkan untuk dilakukan.
B. Saran
1. Bagi ibu hamil dan bersalin, sebaiknya berkonsultasi
ke bidan atau tenaga kesehatan sebelum melakukan adat/budaya masyarakat yang
dirasa tidak sesuai atau agak membahayakan bagi kondisinya.
2. Budaya yang ada harus dilihat apakah baik atau
tidak untuk kesehatan ibu hamil dan bersalin. Jika kita lihat dari akal
berdasarkan ilmu yang kita dapat budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh
diikuti lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Erdila,
Mita. 2013. Budaya Kehamilan dan Persalinan. http: // mitaerdila. wordpress. com/2013/01/06/budaya-kehamilan-dan-persalinan/
Meninda, Ola. 2013. SOSIAL Budaya Pada Kehamilan. http: // nindakittgz. blogspot. com/2013/01/aspek-sosial-budaya-pada-kehamilan.html
Zahro. 2012.
Perilaku Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan Kebidanan. http: // mynameiszahro. blogspot. com/2012/06/perilaku-dan-social-budaya-yang.html